Rabu, 04 Juni 2014

Kamus Bahasa Tegal

at 21.50  |  1 comment


Pengantar
Indonesia  adalah Negara kepulauan yang sangat kaya. Selain kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, seni dan budayanya yang beraneka ragam juga turut menyumbangkan kekayaan Indonesia. Bangsa Indonesia disatukan oleh bahasa yang satu yaitu Bahasa Indonesia, dimana disebutkan dalam penjelasan UUD 1945 bahwa Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu Bangsa.
Kita tahu bahwa di negeri ini selain bahasa Indonesia juga banyak digunakan bahasa lain yaitu bahasa lokal daerah atau yang disebut dengan bahasa daerah saja. Sebagai contoh bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa batak, bahasa bugis, dan lain-lain. Dalam tulisan ini saya akan menyampaikan sebagian kecil arti dari bahasa jawa dalam dialek ngapak yang digunakan oleh orang Banyumas, Cilacap, Brebes, Tegal, Sebagian Pemalang, dan sebagian Kebumen.
Tulisan ini berlatar belakang dialek Bumiayu dan sekitarnya. Bagi anda yang kebetulan berasal dari Bumiayu, Paguyangan, Sirampog, Tonjong tapi merasa  keberatan dengan arti bahasa yang saya tuliskan disini boleh menambahkan atau melengkapi maknanya pada kolom komentar atau kirim ke email sayarahmat_alams@yahoo.com.
Pesan saya:
Mari kita tingkatkan kepercayaan diri kita untuk menggunakan bahasa dialek ngapak, ini adalah bahasa kita, jangan takut dan jangan minder. Kita boleh menggunakan bahasa jawa wetanan tapi itu hanya untuk menghormati mereka. Jika kita bertemu dengan sesama orang yang berdialek ngapak WAJIB HUKUMNYA UNTUK MENGGUNAKAN DIALEK NGAPAK.
Cara Membaca:
Huruf  e (huruf e biasa) dibaca e seperti mengucapkan kata “kecap”
Huruf ê (huruf e dg tanda titik diatasnya) dibaca ê seperti mengucapkan kata “besar” atau elang
Huruf “H” dibaca “Ha” seperti mengucapkan kata “Hotel”
Huruf “kh” dibaca “ha” seperti mengucapkan kata “halal”
Huruf “ti” dibaca “ti” biasa, seperti mengucapkan kata “peniti”,,ujung lidah diletakkan diujung gigi
Huruf “thi” dibaca “thi” seperti mengucapkan kata “belathi” ujung lidah diletakkan rahang atas depan

A
Aja: jangan
Aleman: manja
Apabehe: bagaimana nanti
Anjog=butul: sampai
B
Bêdog : membrsihkan rumput atau tanaman liar yang mengganggu tanaman darat
Bêjad : rusak (berkaitan dengan moral)
Bêlih= ora:tidak
Bodoa: terserah
Bodol: rusak (secara fisik)
Bodong: pusat/puser yang lebih panjang atau lebih besar dari ukuran setandar
Bolongan: lubang
Bungah: seneng/gembira
Butul: anjog
D
Dengklang: berjalan dengan sebelah kaki karena salah satu kakinya tidak berfungsi atau sedang sakit
Dimaha:sengaja:nguja
Disit: dahulu: dimin
Dobol: bohong
Dolog: pelan=dolog
Dugal: marah
E
enyong/inyon: saya/aku
G
Gagiyan: cepetan/buruan
Gêm-blung: terganggu jiwanya/edan
Gêring: kurus
Gesek; ikan asin
Goroh: bohong
GreHon: butut/apkiran
Gumun: heran

I
Igir: bukit
J
Jugjag: dilaju/pulang pergi
K
Kaya Kue: begitu
Kedel: idal/melakukan pekerjaan dengan tangan kiri
Kêmaki: sombong
Kêmrêtêg: degdegan
Kêncot: lapar
Kêntir: edan=gemblung
Kêsuwên (Kêsuhên): jengkel
Kicitên: penyakit telinga yang mengeluarkan cairan dengan bau yang tidak sedap
Kili Kuping: cottonbud
Koên: kamu
L
Leganu: dahulu=gemiyen
Lingsir:  larut
Londog=bolog: pelan
M
Maring: ke
Mbê-thiter: bandel
Mbrahol: berrtingkah seperti preman
Mbrêgajul: hampir sama dengan mbrahol
Mbrêngkunung: hamper sama dengan mbrahol
Mêncolat: meloncat (berkaitan dengan selain  manusia), missal “Kodok mencolat maring pekaranagan)
Mitoni: selamtan tujuh bulan  kandungan bayi
Mlêmbe- Mlêmbe: hendak menangis
Mlêpês :  patah tapi tidak langsung terlepas. Misal “wit gedange mlêpês kenang angin”
N
Nderes: menyadap
Ndêrês : belajar=sinau
Ndilalah: secara tidak sengaja
Ngablag: tengadah
Ngendong; bertelor
Ngengkreg: berjalan dengan penuh semangat karena ada sesuatu yang dituju
Ngêrajug: Kaget
Ngrempo: capek/lelah karena banyak pekerjaan
O
Onggrongan: manja=aleman
Oraketang: walau pun=sanadjan
P
Pancen: memang
Panjênêngan: kamu. Tapi hanya untuk orang yang dihormati
Potes: patah
Primen:bagaimana
R
Rah: dong (tidak memiliki arti, hanya sebagi pelemas bicara)
Rika: kamu. Untuk orang yang lebih tua
S
Sampean: hamper sama dengan rika
Sêm-blotongan: sembarangan
Sêmragul: tidak bisa melakukan sesuatu tapi bergaya bisa
Singsonge: tidak memiliki arti, tapi sering digunakan untuk membandingkan sesuatu.
Srêgêp: rajin
Sripu: sandal
Sung: yakin
Sungkan: malas
T
Têmênan: beneran
W
Waras: sehat

Share
Posted by Unknown
About the Author

Write admin description here..

1 komentar:

    Popular Posts

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Copyright © 2014 Tegal Moncer. Design by Bloggerthemes
Powered by Blogger.