Ada banyak versi
mengenai asal-usul dari Pangeran Purbaya. Versi pertama adalah Purbaya putera
dari Panembahan Senopati dari istri Niken Purwosari (putri asal Giring)
sedangkan versi kedua adalah Anggabaya seorang keturunan Turki dengan nama asli
Sayyid Syekh Abdul Ghofar. Berdasarkan keterangan dari tiga orang keturunan Ki
Gede Sebayu yang tercatat di buku Babad Negari Tegal (halaman 193) maka yang
mendekati kebenaran adalah Anggabaya yang disebut-sebut dengan nama
Purbaya.
Diceritakan bahwa
Purbaya mempunyai kesaktian, salah satunya adalah menebang pohon jati yang akan
digunakan sebagai saka guru pembangunan Masjid Kalisoka dengan tangan kosong
pada acara sayembara yang digelar oleh Ki Gede Sebayu. Dan pada akhirnya
Purbaya menjadi pemenangnya dan dikahkan dengan putri Ki Gede Sebayu, Raden Ayu
Giyanti Subalaksana.
Kiprah Purbaya atau
dalam sejarah disebut juga dengan Tumenggung Tegal ini sangat penting dalam
Mataram, selain sebagai juru runding dan pemimpin pasukan bersama Tumenggung
Bahureksa. Pada masa Tumenggung Tegal inipula armada-armada laut Tegal mulai
dikerahkan.
Tumenggung Tegal
alias Purbaya meninggal dunia pada 18 Agustus 1636. Dan konon dimakamkan di
sebelah barat Masjid Kewalian Kalisoka atau biasa disebut Masjid Kalisoka. Nama
pemakamannya adalah Pesarean Mbah Pangeran Purobaya. Di tempat ini pula istri
beliau dimakamkan.
Komplek pemakaman
ini dibagi menjadi beberapa area, area terluar merupakan pemakaman umum warga
sekitar dan area dalam merupakan pemakaman sanak famili atau keturunan Pangeran
Purbaya atau Ki Gede Sebayu. Untuk makam Purbaya sendiri tertutup oleh bangunan
khusus. Bangunanya tidak terlalu tinggi sehingga jika kita masuk harus
menundukkan kepala. Sama seperti makam-makam Ki Gede Sebayu dan Raden Mas Hanggawana, makam Pangeran Purbaya
juga tertutup rapat.
Tidak jauh dari
komplek pemakaman, sekitar 50 meter ke arah selatan masjid ada tempat khalwat
atau seperti tempat bersemedi Pangeran Purbaya.
0 komentar: