Mantu Poci adalah sebuah gelar adat di daerah pesisir Kota Tegal, khususnya di daerah Muarareja dan Tegalsari Kota Tegal yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Acara intinya melangsungkan “pesta perkawinan” antara sepasang poci tanah berukuran raksasa. Tradisi Mantu Poci dilaksanakan apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan belum dikaruniai keturunan, namun berniat menggelar pesta hajatan layaknya keluarga-keluarga lainya. Maka sebagai pengganti mempelainya adalah sepasang poci raksasa yg dihiasi dan didandani layaknya sepasang pengantin. Dapat dikatakan bahwa gelar mantu poci sama dengan gelar hajatan perkawinan pada umumnya, yang membedakan hanya mempelainya, yaitu berupa poci.
Seperti layaknya pesta perkawinan, mantu poci juga dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan undangan. Lengkap dengan dekorasi, sajian makanan, dan beraneka pementasan hiburan berupa tari, sulap dan lagu-lagu Tegalan untuk menghibur para undangan yang hadir. Tak lupa pula, di pintu masuk ruang resepsi disediakan kotak sumbangan berbentuk rumah. Selain sebagai harapan agar pasangan suami istri segera mendapatkan keturunan, mantu poci juga bertujuan agar penyelenggara merasa seperti menjadi layaknya orang tua yang telah berhasil membesarkan putra putri mereka, kemudian dilepas dengan pesta besar dengan mengundang sanak saudara, dan relasi.
Mantu Poci dahulunya dilaksanakan dengan tujuan apabila suami istri yang tidak mempunyai keturunan, tetapi berniat untuk menggelar pesta hajatan, dan untuk ritual sebagai jalan untuk agar dapat segera mendapatkan keturunan. Namun dengan berjalannya perkembangan zaman yang maju pesat, kebiasaan itu telah banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Pada saat ini Mantu Poci dilaksanakan dengan tujuan hanya sebagai pertunjukan kesenian khas pesisir Kota Tegal.
0 komentar: