Senin, 09 Juni 2014


KOTA TEGAL - Tegal Pesisir Carnival (TPC) menjadi event kebanggan masyarakat Kota Tegal. Melalui TPC yang menjadi agenda tahunan dalam rangka Hari Jadi Kota Tegal dapat menjadikan Kota Tegal sebagai kota tujuan wisata. Setidaknya di tingkat provinsi, nasional maupun internasional.
Hal tersebut diungkapkan Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno saat membuka Tegal Pesisir Carnival (TPC) 3 Tahun 2014 di Alun-alun Kota Tegal, Sabtu (26/4). Disebutkan Walikota, TPC merupakan event pariwisata yang rutin diselenggarakan setiap tahun dan menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi Kota Tegal.
“TPC diharapkan dapat menjadi event kebanggaan masyarakat Kota Tegal serta menjadikan Kota Tegal sebagai Kota tujuan wisata. Setidaknya harus mencapai skala nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Disebutkannya Kota Tegal sebagai kota yang memiliki sumber daya alam wisata yang terbatas, penyelenggaraan event pariwisata nasional bahkan internasional menjadi salah satu strategi jitu untuk memajukan kepariwisataan Kota Tegal. Sehingga selain menghibur dan meningkatkan pendapatan pelaku pariwisata lainnya. Mislanya jasa transportasi, dan meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima dan asongan
Apalagi dikatakannya, Kota Tegal merupakan salah satu kota yang konsisten menyelenggarakan karnaval di Jawa Tengah. Disebutkanya, setelah kelilingi di Jawa Tengah, salah satu kota yang ikut memeriahkan festival karnaval yakni Kota Tegal yang dari sekian kota di Provinsi Jawa Tengah.
“Kita tepuk tangan dulu yang meriah untuk para masyarakat, siswa siswi dan semua pekerja seni yang iku berpartisipasi dan khususnya penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat Kota Tegal, malam hari ini kita meriahkan semua dengan acara pawai festival karnaval yang dipersembahkan untuk masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya dalam rangka Hari Jadi Kota Tegal ke 434,” pintanya bersemangat..
Walikota juga menjelaskan TPC 3 tahun 2014 yang memiliki tema “Kembali Bersahabat dengan Alam”. Maksudnya maksud agar manusia semua ingat bahwa berbagai musibah bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti banjir, tanah longsor, kabut asap, abrasi sebagian besar terjadi akibat perbuatan manusia yang kurang bertanggung jawab dan kurang bersahabat dengan alam.
“Manusia dan semesta alam diciptakan Allah SWT agar bisa selaras dan harmonis, untuk itu bersama dengan kegiatan TPC 3 marilah kita kembali bersahabat dengan alam,” ajak Walikota.
Walikota juga mengajak dengan memulai dari hal-hal kecil di sekitar. Misalnya menjaga kebersihan lingkungan di tempat tinggal, sekolah, tempat berkarya dan mulailah dari diri sendiri. “Apalagi konsep TPC 3 bersahabat dengan alam juga diusung oleh peserta. Peserta karnavakl diwajibkan memakai kostum dari bahan daur ulang,” sebutnya.

Tegal Pesisir Carnival (TPC)

at 21.38  |  No comments


KOTA TEGAL - Tegal Pesisir Carnival (TPC) menjadi event kebanggan masyarakat Kota Tegal. Melalui TPC yang menjadi agenda tahunan dalam rangka Hari Jadi Kota Tegal dapat menjadikan Kota Tegal sebagai kota tujuan wisata. Setidaknya di tingkat provinsi, nasional maupun internasional.
Hal tersebut diungkapkan Walikota Tegal Hj. Siti Masitha Soeparno saat membuka Tegal Pesisir Carnival (TPC) 3 Tahun 2014 di Alun-alun Kota Tegal, Sabtu (26/4). Disebutkan Walikota, TPC merupakan event pariwisata yang rutin diselenggarakan setiap tahun dan menjadi bagian dari rangkaian Hari Jadi Kota Tegal.
“TPC diharapkan dapat menjadi event kebanggaan masyarakat Kota Tegal serta menjadikan Kota Tegal sebagai Kota tujuan wisata. Setidaknya harus mencapai skala nasional maupun internasional,” ungkapnya.
Disebutkannya Kota Tegal sebagai kota yang memiliki sumber daya alam wisata yang terbatas, penyelenggaraan event pariwisata nasional bahkan internasional menjadi salah satu strategi jitu untuk memajukan kepariwisataan Kota Tegal. Sehingga selain menghibur dan meningkatkan pendapatan pelaku pariwisata lainnya. Mislanya jasa transportasi, dan meningkatkan pendapatan pedagang kaki lima dan asongan
Apalagi dikatakannya, Kota Tegal merupakan salah satu kota yang konsisten menyelenggarakan karnaval di Jawa Tengah. Disebutkanya, setelah kelilingi di Jawa Tengah, salah satu kota yang ikut memeriahkan festival karnaval yakni Kota Tegal yang dari sekian kota di Provinsi Jawa Tengah.
“Kita tepuk tangan dulu yang meriah untuk para masyarakat, siswa siswi dan semua pekerja seni yang iku berpartisipasi dan khususnya penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh masyarakat Kota Tegal, malam hari ini kita meriahkan semua dengan acara pawai festival karnaval yang dipersembahkan untuk masyarakat Kota Tegal dan sekitarnya dalam rangka Hari Jadi Kota Tegal ke 434,” pintanya bersemangat..
Walikota juga menjelaskan TPC 3 tahun 2014 yang memiliki tema “Kembali Bersahabat dengan Alam”. Maksudnya maksud agar manusia semua ingat bahwa berbagai musibah bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia seperti banjir, tanah longsor, kabut asap, abrasi sebagian besar terjadi akibat perbuatan manusia yang kurang bertanggung jawab dan kurang bersahabat dengan alam.
“Manusia dan semesta alam diciptakan Allah SWT agar bisa selaras dan harmonis, untuk itu bersama dengan kegiatan TPC 3 marilah kita kembali bersahabat dengan alam,” ajak Walikota.
Walikota juga mengajak dengan memulai dari hal-hal kecil di sekitar. Misalnya menjaga kebersihan lingkungan di tempat tinggal, sekolah, tempat berkarya dan mulailah dari diri sendiri. “Apalagi konsep TPC 3 bersahabat dengan alam juga diusung oleh peserta. Peserta karnavakl diwajibkan memakai kostum dari bahan daur ulang,” sebutnya.

Read More

0 komentar:



Metikan diambil dari kata dasar petik. Metikan sendiri merupakan sebuah hiburan atau pesta rakyat yang digelar setiap tahunnya sebelum PG Pangka menjalankan giling tebu memproduksi gula. Sejak jaman kolonial Belanda, acara metikan memang sudah digelar. Setiap menjelang musim giling pabrik gula, diadakan acara selamatan giling yang diiringi oleh hiburan atau pesta rakyat untuk karyawan dan masyarakat sekitaran lokasi pabrik gula.
Hiburan yang disediakan dalam metikan ini antara lain pasar malam yang menjual beraneka ragam kebutuhan sandang, pangan dan papan untuk masyarakat sekitar dan sering dijadikan sebagai ajang bisnis para pengusaha dan pedangan untuk menjual produk mereka. Mulai dari obral pakaian, jajanan khas yang diantaranya banyak pedagang martabak baik martabak manis maupun telur membuka lapak gerobak disepanjang jalan menuju areal metikan, pedagang perabot rumah tangga, mainan anak, komedi putar, biang lala, tong setan, karaoke, rumah hantu, dll. Bahkan sekitar tahun 90-an, pemutaran hiburan film layar tancep masih booming dan paling ditunggu-tunggu di acara metikan. Sekarang ini, hiburan untuk penutupan metikan digantikan oleh wayang kulit, wayang golek, band performance, bahkan organ tunggal.
Biasanya metikan diadakan kurang lebih selama 15 hari pada sekitaran bulan April hingga bulan Mei setiap tahunnya. Dari sini metikan seperti sebuah magnet karena mampu menarik banyak pengunjung dari luar desa, luar kabupaten bahkan luar Kota Tegal. Antusiasme pengunjung yang membludak setiap tahunnya ini yang mempuat panitia metikan menyediakan tempat berupa kapling-kapling yang disewakan sebagai stand pasar malam di sekitaran PG Pangka. Gak ketinggalan juga keamaan yang dipadu dari Aparat Pemerintah maupuan karang taruna seperti Polsek Pangkah, Koramil, Pamong Praja Kecamatan sampai Hansip demi kelancaran dan keamanan acara metikan.
Metikan tidak hanya diselenggarakan di Pangkah, namun juga di Jatibarang, Kabupaten Brebes dengan waktu pelaksanaan yang relatif berurutan. Sebagaimana kita ketahui, di Brebes juga mempunyai pabrikgula, PG Jatibarang, masih erat kaitannya dengan PG Pangka.

Metikan Pangkah

at 21.32  |  No comments



Metikan diambil dari kata dasar petik. Metikan sendiri merupakan sebuah hiburan atau pesta rakyat yang digelar setiap tahunnya sebelum PG Pangka menjalankan giling tebu memproduksi gula. Sejak jaman kolonial Belanda, acara metikan memang sudah digelar. Setiap menjelang musim giling pabrik gula, diadakan acara selamatan giling yang diiringi oleh hiburan atau pesta rakyat untuk karyawan dan masyarakat sekitaran lokasi pabrik gula.
Hiburan yang disediakan dalam metikan ini antara lain pasar malam yang menjual beraneka ragam kebutuhan sandang, pangan dan papan untuk masyarakat sekitar dan sering dijadikan sebagai ajang bisnis para pengusaha dan pedangan untuk menjual produk mereka. Mulai dari obral pakaian, jajanan khas yang diantaranya banyak pedagang martabak baik martabak manis maupun telur membuka lapak gerobak disepanjang jalan menuju areal metikan, pedagang perabot rumah tangga, mainan anak, komedi putar, biang lala, tong setan, karaoke, rumah hantu, dll. Bahkan sekitar tahun 90-an, pemutaran hiburan film layar tancep masih booming dan paling ditunggu-tunggu di acara metikan. Sekarang ini, hiburan untuk penutupan metikan digantikan oleh wayang kulit, wayang golek, band performance, bahkan organ tunggal.
Biasanya metikan diadakan kurang lebih selama 15 hari pada sekitaran bulan April hingga bulan Mei setiap tahunnya. Dari sini metikan seperti sebuah magnet karena mampu menarik banyak pengunjung dari luar desa, luar kabupaten bahkan luar Kota Tegal. Antusiasme pengunjung yang membludak setiap tahunnya ini yang mempuat panitia metikan menyediakan tempat berupa kapling-kapling yang disewakan sebagai stand pasar malam di sekitaran PG Pangka. Gak ketinggalan juga keamaan yang dipadu dari Aparat Pemerintah maupuan karang taruna seperti Polsek Pangkah, Koramil, Pamong Praja Kecamatan sampai Hansip demi kelancaran dan keamanan acara metikan.
Metikan tidak hanya diselenggarakan di Pangkah, namun juga di Jatibarang, Kabupaten Brebes dengan waktu pelaksanaan yang relatif berurutan. Sebagaimana kita ketahui, di Brebes juga mempunyai pabrikgula, PG Jatibarang, masih erat kaitannya dengan PG Pangka.

Read More

0 komentar:

 Kantor Pos


Universitas Pancasakti 

Bioskop Lawu


 Pasar Pagi Kota Tegal


Gedung DPRD

Pendopo 

Tegal Jadul

at 17.58  |  1 comment

 Kantor Pos


Universitas Pancasakti 

Bioskop Lawu


 Pasar Pagi Kota Tegal


Gedung DPRD

Pendopo 

Read More

1 komentar:


VISI KOTA TEGAL 

Terwujudnya Kota Tegal yang Sejahtera dan Bermartabat Berbasis Pelayanan Prima

MISI KOTA TEGAL 


1).  Mengoptimalkan Pelayanan kepada masyarakat dalam rangka tatakelola.
    
2).  Pemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean Governance) serta Bebas dari 
      KKN.


3).  Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas,
      Berbudi Pekerti Luhur dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


4).  Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing berbasis keunggulan potensi 
      lokal.


5).  Mewujudkan infrastruktur yang memadai dan kelestarian lingkungan untuk 
      pembangunan berkelanjutan.

.6).  Mewujudkan kesatuan sosial serta ketentraman dan ketertiban masyarakat yang 
      mendorong pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.


Visi Misi Kota Tegal 2014-2019

at 17.02  |  No comments


VISI KOTA TEGAL 

Terwujudnya Kota Tegal yang Sejahtera dan Bermartabat Berbasis Pelayanan Prima

MISI KOTA TEGAL 


1).  Mengoptimalkan Pelayanan kepada masyarakat dalam rangka tatakelola.
    
2).  Pemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean Governance) serta Bebas dari 
      KKN.


3).  Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas,
      Berbudi Pekerti Luhur dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


4).  Mewujudkan perekonomian daerah yang berdaya saing berbasis keunggulan potensi 
      lokal.


5).  Mewujudkan infrastruktur yang memadai dan kelestarian lingkungan untuk 
      pembangunan berkelanjutan.

.6).  Mewujudkan kesatuan sosial serta ketentraman dan ketertiban masyarakat yang 
      mendorong pemberdayaan dan partisipasi masyarakat.


Read More

0 komentar:

Rabu, 04 Juni 2014


Pengantar
Indonesia  adalah Negara kepulauan yang sangat kaya. Selain kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, seni dan budayanya yang beraneka ragam juga turut menyumbangkan kekayaan Indonesia. Bangsa Indonesia disatukan oleh bahasa yang satu yaitu Bahasa Indonesia, dimana disebutkan dalam penjelasan UUD 1945 bahwa Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu Bangsa.
Kita tahu bahwa di negeri ini selain bahasa Indonesia juga banyak digunakan bahasa lain yaitu bahasa lokal daerah atau yang disebut dengan bahasa daerah saja. Sebagai contoh bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa batak, bahasa bugis, dan lain-lain. Dalam tulisan ini saya akan menyampaikan sebagian kecil arti dari bahasa jawa dalam dialek ngapak yang digunakan oleh orang Banyumas, Cilacap, Brebes, Tegal, Sebagian Pemalang, dan sebagian Kebumen.
Tulisan ini berlatar belakang dialek Bumiayu dan sekitarnya. Bagi anda yang kebetulan berasal dari Bumiayu, Paguyangan, Sirampog, Tonjong tapi merasa  keberatan dengan arti bahasa yang saya tuliskan disini boleh menambahkan atau melengkapi maknanya pada kolom komentar atau kirim ke email sayarahmat_alams@yahoo.com.
Pesan saya:
Mari kita tingkatkan kepercayaan diri kita untuk menggunakan bahasa dialek ngapak, ini adalah bahasa kita, jangan takut dan jangan minder. Kita boleh menggunakan bahasa jawa wetanan tapi itu hanya untuk menghormati mereka. Jika kita bertemu dengan sesama orang yang berdialek ngapak WAJIB HUKUMNYA UNTUK MENGGUNAKAN DIALEK NGAPAK.
Cara Membaca:
Huruf  e (huruf e biasa) dibaca e seperti mengucapkan kata “kecap”
Huruf ê (huruf e dg tanda titik diatasnya) dibaca ê seperti mengucapkan kata “besar” atau elang
Huruf “H” dibaca “Ha” seperti mengucapkan kata “Hotel”
Huruf “kh” dibaca “ha” seperti mengucapkan kata “halal”
Huruf “ti” dibaca “ti” biasa, seperti mengucapkan kata “peniti”,,ujung lidah diletakkan diujung gigi
Huruf “thi” dibaca “thi” seperti mengucapkan kata “belathi” ujung lidah diletakkan rahang atas depan

A
Aja: jangan
Aleman: manja
Apabehe: bagaimana nanti
Anjog=butul: sampai
B
Bêdog : membrsihkan rumput atau tanaman liar yang mengganggu tanaman darat
Bêjad : rusak (berkaitan dengan moral)
Bêlih= ora:tidak
Bodoa: terserah
Bodol: rusak (secara fisik)
Bodong: pusat/puser yang lebih panjang atau lebih besar dari ukuran setandar
Bolongan: lubang
Bungah: seneng/gembira
Butul: anjog
D
Dengklang: berjalan dengan sebelah kaki karena salah satu kakinya tidak berfungsi atau sedang sakit
Dimaha:sengaja:nguja
Disit: dahulu: dimin
Dobol: bohong
Dolog: pelan=dolog
Dugal: marah
E
enyong/inyon: saya/aku
G
Gagiyan: cepetan/buruan
Gêm-blung: terganggu jiwanya/edan
Gêring: kurus
Gesek; ikan asin
Goroh: bohong
GreHon: butut/apkiran
Gumun: heran

I
Igir: bukit
J
Jugjag: dilaju/pulang pergi
K
Kaya Kue: begitu
Kedel: idal/melakukan pekerjaan dengan tangan kiri
Kêmaki: sombong
Kêmrêtêg: degdegan
Kêncot: lapar
Kêntir: edan=gemblung
Kêsuwên (Kêsuhên): jengkel
Kicitên: penyakit telinga yang mengeluarkan cairan dengan bau yang tidak sedap
Kili Kuping: cottonbud
Koên: kamu
L
Leganu: dahulu=gemiyen
Lingsir:  larut
Londog=bolog: pelan
M
Maring: ke
Mbê-thiter: bandel
Mbrahol: berrtingkah seperti preman
Mbrêgajul: hampir sama dengan mbrahol
Mbrêngkunung: hamper sama dengan mbrahol
Mêncolat: meloncat (berkaitan dengan selain  manusia), missal “Kodok mencolat maring pekaranagan)
Mitoni: selamtan tujuh bulan  kandungan bayi
Mlêmbe- Mlêmbe: hendak menangis
Mlêpês :  patah tapi tidak langsung terlepas. Misal “wit gedange mlêpês kenang angin”
N
Nderes: menyadap
Ndêrês : belajar=sinau
Ndilalah: secara tidak sengaja
Ngablag: tengadah
Ngendong; bertelor
Ngengkreg: berjalan dengan penuh semangat karena ada sesuatu yang dituju
Ngêrajug: Kaget
Ngrempo: capek/lelah karena banyak pekerjaan
O
Onggrongan: manja=aleman
Oraketang: walau pun=sanadjan
P
Pancen: memang
Panjênêngan: kamu. Tapi hanya untuk orang yang dihormati
Potes: patah
Primen:bagaimana
R
Rah: dong (tidak memiliki arti, hanya sebagi pelemas bicara)
Rika: kamu. Untuk orang yang lebih tua
S
Sampean: hamper sama dengan rika
Sêm-blotongan: sembarangan
Sêmragul: tidak bisa melakukan sesuatu tapi bergaya bisa
Singsonge: tidak memiliki arti, tapi sering digunakan untuk membandingkan sesuatu.
Srêgêp: rajin
Sripu: sandal
Sung: yakin
Sungkan: malas
T
Têmênan: beneran
W
Waras: sehat

Kamus Bahasa Tegal

at 21.50  |  1 comment


Pengantar
Indonesia  adalah Negara kepulauan yang sangat kaya. Selain kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, seni dan budayanya yang beraneka ragam juga turut menyumbangkan kekayaan Indonesia. Bangsa Indonesia disatukan oleh bahasa yang satu yaitu Bahasa Indonesia, dimana disebutkan dalam penjelasan UUD 1945 bahwa Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu Bangsa.
Kita tahu bahwa di negeri ini selain bahasa Indonesia juga banyak digunakan bahasa lain yaitu bahasa lokal daerah atau yang disebut dengan bahasa daerah saja. Sebagai contoh bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa batak, bahasa bugis, dan lain-lain. Dalam tulisan ini saya akan menyampaikan sebagian kecil arti dari bahasa jawa dalam dialek ngapak yang digunakan oleh orang Banyumas, Cilacap, Brebes, Tegal, Sebagian Pemalang, dan sebagian Kebumen.
Tulisan ini berlatar belakang dialek Bumiayu dan sekitarnya. Bagi anda yang kebetulan berasal dari Bumiayu, Paguyangan, Sirampog, Tonjong tapi merasa  keberatan dengan arti bahasa yang saya tuliskan disini boleh menambahkan atau melengkapi maknanya pada kolom komentar atau kirim ke email sayarahmat_alams@yahoo.com.
Pesan saya:
Mari kita tingkatkan kepercayaan diri kita untuk menggunakan bahasa dialek ngapak, ini adalah bahasa kita, jangan takut dan jangan minder. Kita boleh menggunakan bahasa jawa wetanan tapi itu hanya untuk menghormati mereka. Jika kita bertemu dengan sesama orang yang berdialek ngapak WAJIB HUKUMNYA UNTUK MENGGUNAKAN DIALEK NGAPAK.
Cara Membaca:
Huruf  e (huruf e biasa) dibaca e seperti mengucapkan kata “kecap”
Huruf ê (huruf e dg tanda titik diatasnya) dibaca ê seperti mengucapkan kata “besar” atau elang
Huruf “H” dibaca “Ha” seperti mengucapkan kata “Hotel”
Huruf “kh” dibaca “ha” seperti mengucapkan kata “halal”
Huruf “ti” dibaca “ti” biasa, seperti mengucapkan kata “peniti”,,ujung lidah diletakkan diujung gigi
Huruf “thi” dibaca “thi” seperti mengucapkan kata “belathi” ujung lidah diletakkan rahang atas depan

A
Aja: jangan
Aleman: manja
Apabehe: bagaimana nanti
Anjog=butul: sampai
B
Bêdog : membrsihkan rumput atau tanaman liar yang mengganggu tanaman darat
Bêjad : rusak (berkaitan dengan moral)
Bêlih= ora:tidak
Bodoa: terserah
Bodol: rusak (secara fisik)
Bodong: pusat/puser yang lebih panjang atau lebih besar dari ukuran setandar
Bolongan: lubang
Bungah: seneng/gembira
Butul: anjog
D
Dengklang: berjalan dengan sebelah kaki karena salah satu kakinya tidak berfungsi atau sedang sakit
Dimaha:sengaja:nguja
Disit: dahulu: dimin
Dobol: bohong
Dolog: pelan=dolog
Dugal: marah
E
enyong/inyon: saya/aku
G
Gagiyan: cepetan/buruan
Gêm-blung: terganggu jiwanya/edan
Gêring: kurus
Gesek; ikan asin
Goroh: bohong
GreHon: butut/apkiran
Gumun: heran

I
Igir: bukit
J
Jugjag: dilaju/pulang pergi
K
Kaya Kue: begitu
Kedel: idal/melakukan pekerjaan dengan tangan kiri
Kêmaki: sombong
Kêmrêtêg: degdegan
Kêncot: lapar
Kêntir: edan=gemblung
Kêsuwên (Kêsuhên): jengkel
Kicitên: penyakit telinga yang mengeluarkan cairan dengan bau yang tidak sedap
Kili Kuping: cottonbud
Koên: kamu
L
Leganu: dahulu=gemiyen
Lingsir:  larut
Londog=bolog: pelan
M
Maring: ke
Mbê-thiter: bandel
Mbrahol: berrtingkah seperti preman
Mbrêgajul: hampir sama dengan mbrahol
Mbrêngkunung: hamper sama dengan mbrahol
Mêncolat: meloncat (berkaitan dengan selain  manusia), missal “Kodok mencolat maring pekaranagan)
Mitoni: selamtan tujuh bulan  kandungan bayi
Mlêmbe- Mlêmbe: hendak menangis
Mlêpês :  patah tapi tidak langsung terlepas. Misal “wit gedange mlêpês kenang angin”
N
Nderes: menyadap
Ndêrês : belajar=sinau
Ndilalah: secara tidak sengaja
Ngablag: tengadah
Ngendong; bertelor
Ngengkreg: berjalan dengan penuh semangat karena ada sesuatu yang dituju
Ngêrajug: Kaget
Ngrempo: capek/lelah karena banyak pekerjaan
O
Onggrongan: manja=aleman
Oraketang: walau pun=sanadjan
P
Pancen: memang
Panjênêngan: kamu. Tapi hanya untuk orang yang dihormati
Potes: patah
Primen:bagaimana
R
Rah: dong (tidak memiliki arti, hanya sebagi pelemas bicara)
Rika: kamu. Untuk orang yang lebih tua
S
Sampean: hamper sama dengan rika
Sêm-blotongan: sembarangan
Sêmragul: tidak bisa melakukan sesuatu tapi bergaya bisa
Singsonge: tidak memiliki arti, tapi sering digunakan untuk membandingkan sesuatu.
Srêgêp: rajin
Sripu: sandal
Sung: yakin
Sungkan: malas
T
Têmênan: beneran
W
Waras: sehat

Read More

1 komentar:

Tegal memiliki bahasa sendiri yang dikenal sebagai Bahasa Tegal. Beberapa komedian Indonesia berbicara Bahasa Tegal karena logat lucu dan dialek. Mereka menyapa orang lain "Bagaimana kabarmu?" oleh "Kepriben kabare?"

Logat Tegal
Ini adalah praktek umum untuk panggilan 'Jon', 'Jack' atau 'Jakwir' untuk teman-teman mereka di Tegal. Ayah adalah 'Jasak' dan ibu adalah 'Jok'. Saudara muda adalah 'Yarig' dan saudara besar adalah 'Sahang' dan etc.
Dan banyak lagi hanya dipahami oleh 'Ortega' / Orang asli. tegal unik dari yang lain, pengaruh bahasa Arab untuk bahasa Tegal . Contoh: hatta, Walad, khoir, Ahlan wa sahlan, bakhil, majenun dll

Bahasa Ngapak

at 21.48  |  No comments

Tegal memiliki bahasa sendiri yang dikenal sebagai Bahasa Tegal. Beberapa komedian Indonesia berbicara Bahasa Tegal karena logat lucu dan dialek. Mereka menyapa orang lain "Bagaimana kabarmu?" oleh "Kepriben kabare?"

Logat Tegal
Ini adalah praktek umum untuk panggilan 'Jon', 'Jack' atau 'Jakwir' untuk teman-teman mereka di Tegal. Ayah adalah 'Jasak' dan ibu adalah 'Jok'. Saudara muda adalah 'Yarig' dan saudara besar adalah 'Sahang' dan etc.
Dan banyak lagi hanya dipahami oleh 'Ortega' / Orang asli. tegal unik dari yang lain, pengaruh bahasa Arab untuk bahasa Tegal . Contoh: hatta, Walad, khoir, Ahlan wa sahlan, bakhil, majenun dll

Read More

0 komentar:


Tegal, tak hanya dikenal karena dialek bahasa Jawa, pantai dan kulinernya, tetapi kota dengan julukan Tegal Laka-Laka ini juga dikenal karena budayanya yang unik. Salah satunya yaitu tradisi budaya yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Tegal. Masyarakat Tegal menyebut tradisi itu dengan “Rebo Wekasan”. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “Rebo Wekasan” ini? Bagaimana sejarah dari “Rebo Wekasan” itu? Serta apa yang unik dari tradisi ini?
            Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan adalah hari Rabu di minggu terakhir di bulan Safar (dalam bahasa Jawa: Sapar). Masyarakat Jawa percaya bahwa bencana dan mala petaka banyak terjadi pada hari itu. Sehingga mereka perlu melakukan upaya pencegahan agar bencana dan mala petaka ini tidak terjadi pada mereka. Maka pada hari itu masyarakat banyak yang melaksanakan shalat Rebo Wekasan, mandi di sungai, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukkan wayang, dan lain sebagainya.
Setiap daerah memiliki cara dan keunikan masing-masing dalam pada saat Rebo Wekasan ini. Tak terkecuali di Tegal, acara ini pun menjadi sebuah tradisi yang masih dilaksanakan sampai sekarang ini. Masyarakat Tegal banyak yang mempercayai kalau pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar ini, akan banyak bencana dan mala petaka. Sehingga banyak dari mereka,  baik itu anak-anak sampai orang dewasa melakukan berbagai upaya untuk terhindar dari bencana dan mala petaka tersebut. Tradisi yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Tegal dalam menghadapi Rebo Wekasan, yaitu tradisi mencukur beberapa helai rambut dan tradisi membuat bubur merah dan putih, yang kemudian dibagikan ke tetangga mereka. Tak ada bukti tertulis mengenai tradisi ini. Kapan tradisi mulai dilaksanakan dan siapa yang memulainya belum ada yang mengetahui. Akan tetapi, tradisi ini seakan sudah menjalar dalam masyarakat dan seakan jika tidak dilaksanakan, bencana dan mala petaka akan datang menimpa mereka.
            Selain tradisi mencukur rambut dan juga membuat bubur, ada juga tradisi unik lain yang dilaksanakan di Tegal selama Rebo Wekasan. Tradisi itu dilaksanakan di dua kecamatan di Tegal, yaitu di Suradadi dan Lebaksiu. Meskipun pada dasarnya sama, yaitu untuk memperingati Rebo Wekasan, tetapi kegiatan yang dilaksanakan berbeda.
            Desa Suradadi, kecamatan Suradadi, kabupaten Tegal, terletak di jalur antara Tegal dan Pemalang, sekitar 17 kilometer timur kota Tegal. Di desa ini, tradisi dalam memperingati Rebo Wekasan dilaksanakan cukup unik. Masyarakat Suradadi pada khususnya, melaksanakan Haul pada saat Rebo Wekasan. Haul diadakan sebagai suatu momentum untuk mengenang kembali para ulama yang telah berjasa dalam menyebarkan agam Islam di daerah tersebut. Banyak pula yang mengatakan terutama di kalangan ulama, budaya Rebo Wekasan di desa Suradadi yang dilaksanakan dalam bentuk Haul adalah sebuah upaya dari para ulama setempat untuk menjadikan Rebo Wekasan lebih bermakna dan memiliki nilai yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Para ulama di desa Suradadi sangat prihatin dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat dalam momentum Rebo Wekasan ini. Masyarakat banyak yang menyimpang dari agama berkenaan dengan peringatan Rebo Wekasan. Sehingga para ulama ber-ijtihad untuk mengubah itu, yaitu dengan diadakannya Haul.
            Haul di desa Suradadi dalam rangka Rebo Wekasan, telah dilaksanakan sejak tahun 1961, tepatnya pada tanggal 13 Agustus (27 Safar 1381 H). Biasanya dilaksanakan di pemakaman umum desa, tepatnya di sebelah selatan Masjid Jami Al-Kautsar atau sebelah selatan Pasar Suradadi. Pada saat Haul, masyarakat Suradadi dan sekitarnya akan berkumpul di pemakaman tersebut dan membacakan doa-doa untuk para ulama yang telah meninggal dunia yang tentunya ulama-ulama itu adalah tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam penyebaran agama Islam. Setiap tahun, scara Haul tersebut selalu dipenuhi para pengunjung yang jumlahnya bisa mencapai lebih dari 20.000 pengunjung. Adapun yang mengikuti acara tersebut tidak hanya masyakarat Suradadi, tetapi juga oleh masyarakat kabupaten dan kota Tegal yang lain, bahkan banyak pula pengunjung yang berasal dari Pemalang, Brebes, Pekalongan, Batang, Purbalingga, dan Purwokerto. Sehingga tak heran, pada saat pelaksanaanya, jalur Pantura tepatnya di jalan Pasar Suradadi, jalan akan sangat macet, yang disebabkan membludaknya pengunjung yang mengikuti Haul tersebut. Sehingga tidak bisa dipungikiri bahwa tradisi Haul tersebut merupakan media efektif untuk persatuan umat, dakwah Islam, dan tentunya memobilisasi perekonamian umat di Suradadi.
            Selain Haul, hal yang unik dalam peringatan Rebo Wekasan di Suradadi adalah adanya pasar dadakan yang ada sebelum, selama dan setelah Rebo Wekasan. Biasanya pasar ini ada setengah atau satu bulan sebelum hari H. Karena adanya pasar ini juga, keadaan di desa Suradadi menjadi sangat ramai yang disebabkan oleh banyaknya para pedagang serta para pengunjung yang mendatangi pasar dadakan tersebut. Sehingga pasar tersebut seakan menjadi arena bazar gratis bagi masyarakat. Barang yang dijual dalam pasar tersebut berupa segala jenis makananmainan anak-anak, pakaian, sepatu, tas, serta kebutuhan-kebutuhan yang lain. Sehingga pasar ini seakan tidak bedanya dari  pasar malam yang mengundang keramaian. Pedagang pun datang dari berbagai kota. Karena terdapat sebuah kepercayaan bahwa setelah berdagang pada acara Rebo Wekasan, dagangan mereka akan bertambah laris pada hari berikutnya. Ini menjadi sebuah tradisi budaya yang selalu ditunggu oleh masyarakat Suradadi, karena dapat dilihat dari betapa eksisnya tradisi ini hingga saat ini.
            Berbeda di Suradadi, berbeda pula peringatan Rebo Wekasan di Lebaksiu. Lebaksiu adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Tegal, yang terletak di jalur Tegal-Guci. Konon, berdasarkan cerita yang telah menyebar di masyarakat Lebaksiu bahwa peringatan Rebo Wekasan ini adalah untuk mengenang jejak Mbah Panggung, tokoh yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Akan tetapi, tidak ada sumber yang menyebutkan dengan jelas tentang sejarah dari peringatan Rebo Wekasan di Lebaksiu. Sehingga cerita Mbah Panggun-lah yang dianggap paling benar. Makam Mbah Panggung berada di puncak Bukit Sitanjung, dimana bukit ini terletak diantara dataran-dataran tinggi yang ada di Lebaksiu. Oleh karena itu, pusat acara Rebo Wekasan di Lebaksiu berada disekitar bukit tersebut, bahkan mencapai pinggir-pinggir jalan raya.
            Jika di Suradadi Rebo Wekasan ini lebih dominan dengan acara agama dalam hal ini Haul, Rebo Wekasan di Lebaksiu didominasi dengan kegiatan jual-beli para pedagang yang hanya ada selama Rebo Wekasan. Biasanya para pedagang ini sudah membuka lapaknya setengah bulan sebelum hari H, sampai seminggu setelah hari H. Lapak yang ada pun bisa mencapai kiloan meter dari Bukit Sitanjung. Mulai dari makanan, baju, sepatu, tas, mainan anak-anak, aksesoris, lengkap ada di situ. Tidak hanya pedagangnya yang jumlahnya tak terhitung, pengunjung yang datang pun jumlahnya membludak. Ribuan orang datang hanya sekedar untuk berkeliling untuk melihat-lihat dagangan, atau jalan-jalan menaiki bukit untuk menikmati pemandangan Bukit Sitanjung. Meskipun ada juga yang sengaja datang untuk berziarah ke makam Mbah Panggung.
            Di masyarakat Lebaksiu, ada sebuah mitos tentang Rebo Wekasan. Setiap tahun, tepatnya ketika Rebo Wekasan, pasti akan ada pengunjung yang meninggal, karena dijadikan tumbal. Terlepas benar apa tidak, tetapi memang ketika Rebo Wekasan, ada saja pengunjung yang meninggal. Ada yang hanyut di sungai, ada yang terjatuh, ada yang hilang, dan lain-lain.
            Meskipun begitu, Rebo Wekasan tetap menjadi sebuah event yang ditunggu oleh masyarakat Lebaksiu. Daya tarik utama dari peringatan Rebo Wekasan ini adalah para pedagang yang datang dari berbagai kota yang membuka lapaknya di sekitar Bukit Sitanjung. Sehingga dapat dilihat, betapa cepatnya mobilasasi ekonomi masyarakat Lebaksiu pada saat peringatan Rebo Wekasan.

            Itu adalah salah satu tradisi yang ada di kabupaten Tegal yang berkenaan dengan Rebo Wekasan. Melihat antusiasme para pengunjung, masyarakat Tegal seakan selalu menanti event ini. Bagaimana? Apakah Anda merasa penasaran? Silahkan datang ke Tegal setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar. Dan Anda akan merasakan betapa uniknya tradisi ini.

Rebo Wekasan

at 21.27  |  No comments


Tegal, tak hanya dikenal karena dialek bahasa Jawa, pantai dan kulinernya, tetapi kota dengan julukan Tegal Laka-Laka ini juga dikenal karena budayanya yang unik. Salah satunya yaitu tradisi budaya yang berkaitan dengan penyebaran agama Islam di Tegal. Masyarakat Tegal menyebut tradisi itu dengan “Rebo Wekasan”. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “Rebo Wekasan” ini? Bagaimana sejarah dari “Rebo Wekasan” itu? Serta apa yang unik dari tradisi ini?
            Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan adalah hari Rabu di minggu terakhir di bulan Safar (dalam bahasa Jawa: Sapar). Masyarakat Jawa percaya bahwa bencana dan mala petaka banyak terjadi pada hari itu. Sehingga mereka perlu melakukan upaya pencegahan agar bencana dan mala petaka ini tidak terjadi pada mereka. Maka pada hari itu masyarakat banyak yang melaksanakan shalat Rebo Wekasan, mandi di sungai, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukkan wayang, dan lain sebagainya.
Setiap daerah memiliki cara dan keunikan masing-masing dalam pada saat Rebo Wekasan ini. Tak terkecuali di Tegal, acara ini pun menjadi sebuah tradisi yang masih dilaksanakan sampai sekarang ini. Masyarakat Tegal banyak yang mempercayai kalau pada hari Rabu terakhir pada bulan Safar ini, akan banyak bencana dan mala petaka. Sehingga banyak dari mereka,  baik itu anak-anak sampai orang dewasa melakukan berbagai upaya untuk terhindar dari bencana dan mala petaka tersebut. Tradisi yang sampai saat ini masih dilaksanakan oleh masyarakat Tegal dalam menghadapi Rebo Wekasan, yaitu tradisi mencukur beberapa helai rambut dan tradisi membuat bubur merah dan putih, yang kemudian dibagikan ke tetangga mereka. Tak ada bukti tertulis mengenai tradisi ini. Kapan tradisi mulai dilaksanakan dan siapa yang memulainya belum ada yang mengetahui. Akan tetapi, tradisi ini seakan sudah menjalar dalam masyarakat dan seakan jika tidak dilaksanakan, bencana dan mala petaka akan datang menimpa mereka.
            Selain tradisi mencukur rambut dan juga membuat bubur, ada juga tradisi unik lain yang dilaksanakan di Tegal selama Rebo Wekasan. Tradisi itu dilaksanakan di dua kecamatan di Tegal, yaitu di Suradadi dan Lebaksiu. Meskipun pada dasarnya sama, yaitu untuk memperingati Rebo Wekasan, tetapi kegiatan yang dilaksanakan berbeda.
            Desa Suradadi, kecamatan Suradadi, kabupaten Tegal, terletak di jalur antara Tegal dan Pemalang, sekitar 17 kilometer timur kota Tegal. Di desa ini, tradisi dalam memperingati Rebo Wekasan dilaksanakan cukup unik. Masyarakat Suradadi pada khususnya, melaksanakan Haul pada saat Rebo Wekasan. Haul diadakan sebagai suatu momentum untuk mengenang kembali para ulama yang telah berjasa dalam menyebarkan agam Islam di daerah tersebut. Banyak pula yang mengatakan terutama di kalangan ulama, budaya Rebo Wekasan di desa Suradadi yang dilaksanakan dalam bentuk Haul adalah sebuah upaya dari para ulama setempat untuk menjadikan Rebo Wekasan lebih bermakna dan memiliki nilai yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. Para ulama di desa Suradadi sangat prihatin dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat dalam momentum Rebo Wekasan ini. Masyarakat banyak yang menyimpang dari agama berkenaan dengan peringatan Rebo Wekasan. Sehingga para ulama ber-ijtihad untuk mengubah itu, yaitu dengan diadakannya Haul.
            Haul di desa Suradadi dalam rangka Rebo Wekasan, telah dilaksanakan sejak tahun 1961, tepatnya pada tanggal 13 Agustus (27 Safar 1381 H). Biasanya dilaksanakan di pemakaman umum desa, tepatnya di sebelah selatan Masjid Jami Al-Kautsar atau sebelah selatan Pasar Suradadi. Pada saat Haul, masyarakat Suradadi dan sekitarnya akan berkumpul di pemakaman tersebut dan membacakan doa-doa untuk para ulama yang telah meninggal dunia yang tentunya ulama-ulama itu adalah tokoh-tokoh yang telah berjasa dalam penyebaran agama Islam. Setiap tahun, scara Haul tersebut selalu dipenuhi para pengunjung yang jumlahnya bisa mencapai lebih dari 20.000 pengunjung. Adapun yang mengikuti acara tersebut tidak hanya masyakarat Suradadi, tetapi juga oleh masyarakat kabupaten dan kota Tegal yang lain, bahkan banyak pula pengunjung yang berasal dari Pemalang, Brebes, Pekalongan, Batang, Purbalingga, dan Purwokerto. Sehingga tak heran, pada saat pelaksanaanya, jalur Pantura tepatnya di jalan Pasar Suradadi, jalan akan sangat macet, yang disebabkan membludaknya pengunjung yang mengikuti Haul tersebut. Sehingga tidak bisa dipungikiri bahwa tradisi Haul tersebut merupakan media efektif untuk persatuan umat, dakwah Islam, dan tentunya memobilisasi perekonamian umat di Suradadi.
            Selain Haul, hal yang unik dalam peringatan Rebo Wekasan di Suradadi adalah adanya pasar dadakan yang ada sebelum, selama dan setelah Rebo Wekasan. Biasanya pasar ini ada setengah atau satu bulan sebelum hari H. Karena adanya pasar ini juga, keadaan di desa Suradadi menjadi sangat ramai yang disebabkan oleh banyaknya para pedagang serta para pengunjung yang mendatangi pasar dadakan tersebut. Sehingga pasar tersebut seakan menjadi arena bazar gratis bagi masyarakat. Barang yang dijual dalam pasar tersebut berupa segala jenis makananmainan anak-anak, pakaian, sepatu, tas, serta kebutuhan-kebutuhan yang lain. Sehingga pasar ini seakan tidak bedanya dari  pasar malam yang mengundang keramaian. Pedagang pun datang dari berbagai kota. Karena terdapat sebuah kepercayaan bahwa setelah berdagang pada acara Rebo Wekasan, dagangan mereka akan bertambah laris pada hari berikutnya. Ini menjadi sebuah tradisi budaya yang selalu ditunggu oleh masyarakat Suradadi, karena dapat dilihat dari betapa eksisnya tradisi ini hingga saat ini.
            Berbeda di Suradadi, berbeda pula peringatan Rebo Wekasan di Lebaksiu. Lebaksiu adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Tegal, yang terletak di jalur Tegal-Guci. Konon, berdasarkan cerita yang telah menyebar di masyarakat Lebaksiu bahwa peringatan Rebo Wekasan ini adalah untuk mengenang jejak Mbah Panggung, tokoh yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Akan tetapi, tidak ada sumber yang menyebutkan dengan jelas tentang sejarah dari peringatan Rebo Wekasan di Lebaksiu. Sehingga cerita Mbah Panggun-lah yang dianggap paling benar. Makam Mbah Panggung berada di puncak Bukit Sitanjung, dimana bukit ini terletak diantara dataran-dataran tinggi yang ada di Lebaksiu. Oleh karena itu, pusat acara Rebo Wekasan di Lebaksiu berada disekitar bukit tersebut, bahkan mencapai pinggir-pinggir jalan raya.
            Jika di Suradadi Rebo Wekasan ini lebih dominan dengan acara agama dalam hal ini Haul, Rebo Wekasan di Lebaksiu didominasi dengan kegiatan jual-beli para pedagang yang hanya ada selama Rebo Wekasan. Biasanya para pedagang ini sudah membuka lapaknya setengah bulan sebelum hari H, sampai seminggu setelah hari H. Lapak yang ada pun bisa mencapai kiloan meter dari Bukit Sitanjung. Mulai dari makanan, baju, sepatu, tas, mainan anak-anak, aksesoris, lengkap ada di situ. Tidak hanya pedagangnya yang jumlahnya tak terhitung, pengunjung yang datang pun jumlahnya membludak. Ribuan orang datang hanya sekedar untuk berkeliling untuk melihat-lihat dagangan, atau jalan-jalan menaiki bukit untuk menikmati pemandangan Bukit Sitanjung. Meskipun ada juga yang sengaja datang untuk berziarah ke makam Mbah Panggung.
            Di masyarakat Lebaksiu, ada sebuah mitos tentang Rebo Wekasan. Setiap tahun, tepatnya ketika Rebo Wekasan, pasti akan ada pengunjung yang meninggal, karena dijadikan tumbal. Terlepas benar apa tidak, tetapi memang ketika Rebo Wekasan, ada saja pengunjung yang meninggal. Ada yang hanyut di sungai, ada yang terjatuh, ada yang hilang, dan lain-lain.
            Meskipun begitu, Rebo Wekasan tetap menjadi sebuah event yang ditunggu oleh masyarakat Lebaksiu. Daya tarik utama dari peringatan Rebo Wekasan ini adalah para pedagang yang datang dari berbagai kota yang membuka lapaknya di sekitar Bukit Sitanjung. Sehingga dapat dilihat, betapa cepatnya mobilasasi ekonomi masyarakat Lebaksiu pada saat peringatan Rebo Wekasan.

            Itu adalah salah satu tradisi yang ada di kabupaten Tegal yang berkenaan dengan Rebo Wekasan. Melihat antusiasme para pengunjung, masyarakat Tegal seakan selalu menanti event ini. Bagaimana? Apakah Anda merasa penasaran? Silahkan datang ke Tegal setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar. Dan Anda akan merasakan betapa uniknya tradisi ini.

Read More

0 komentar:


Tidak banyak orang yang tau mengenai kuliner khas Tegal yang satu ini, karena memang  jarang yang menjual es satu ini. Es segar ini berisi adonan yang dibuat dari aci (tepung kanji) panjang-panjang berwarna putih, es serut serta gula. Bahkan gulanya pun ada dua pilihan yaitu warna merah dan warna coklat.
Kabarnya, minuman ini sudah puluhan tahun berdiri. Sagwan bukan kepanjangan dari Seger Adem Glenggem Wangi Ancleng Nlaket, tapi merupakan nama orang yang pertama kali membuat minuman ini. Beliau sudah lama meninggal dan rumahnya di sebelah barat SMP N 1 Dukuhturi atau daerah Kepandean. Meskipun sudah meninggal, minuman ini menjadi bisnis turun-temurun keluarganya.

Es Sagwan

at 21.17  |  No comments


Tidak banyak orang yang tau mengenai kuliner khas Tegal yang satu ini, karena memang  jarang yang menjual es satu ini. Es segar ini berisi adonan yang dibuat dari aci (tepung kanji) panjang-panjang berwarna putih, es serut serta gula. Bahkan gulanya pun ada dua pilihan yaitu warna merah dan warna coklat.
Kabarnya, minuman ini sudah puluhan tahun berdiri. Sagwan bukan kepanjangan dari Seger Adem Glenggem Wangi Ancleng Nlaket, tapi merupakan nama orang yang pertama kali membuat minuman ini. Beliau sudah lama meninggal dan rumahnya di sebelah barat SMP N 1 Dukuhturi atau daerah Kepandean. Meskipun sudah meninggal, minuman ini menjadi bisnis turun-temurun keluarganya.

Read More

0 komentar:


Apabila Anda orang Tegal, maka tempat kuliner yang satu ini pasti pernah mencoba atau mendengarnya. Ya, minuman yang terbuat dari es serut, santan, pewarna, kacang hijau, hung kweh, dan kolang-kaling sudah sangat terkenal di Tegal. Khususnya Slawi. 
 Lokasi es lontrong ini ada di Lontrong Kampung Budimulya, Slawi. Atau “ancer-ancer”-nya adalah dari Ruko Perdagangan Slawi, masih ke timur, setelah jembatan, nanti belok kiri pada gang pertama. Dari jalan raya hanya sekitar 20 meter. Suasana tempatnya juga hampi tidak ada perubahan selama beberapa tahun yang lalu.
Rasa dari es ini tidak ada perubahan, alias dari dulu sampai sekarang, rasanya masih sama. Dan untuk harganya, tergolong pas untuk semua kantong. Saat tulisan ini dibuat, harga perporsi adalah Rp. 2.500. Murah bukan? Jadi jangan salah, apabila banyak pelanggan yang berjubel di warung tersebut.
 Pelayanan yang diberikan sangat cepat. Kita baru duduk, beberapa detik kemudian pesanan kita sudah terhidang di depan mata. Roti tawar pun bisa dijadikan pelengkap minum es. Namun tentu saja, ada penambahan biaya  
Penasaran? silahkan datang dan coba..

Es Lontrong

at 20.43  |  No comments


Apabila Anda orang Tegal, maka tempat kuliner yang satu ini pasti pernah mencoba atau mendengarnya. Ya, minuman yang terbuat dari es serut, santan, pewarna, kacang hijau, hung kweh, dan kolang-kaling sudah sangat terkenal di Tegal. Khususnya Slawi. 
 Lokasi es lontrong ini ada di Lontrong Kampung Budimulya, Slawi. Atau “ancer-ancer”-nya adalah dari Ruko Perdagangan Slawi, masih ke timur, setelah jembatan, nanti belok kiri pada gang pertama. Dari jalan raya hanya sekitar 20 meter. Suasana tempatnya juga hampi tidak ada perubahan selama beberapa tahun yang lalu.
Rasa dari es ini tidak ada perubahan, alias dari dulu sampai sekarang, rasanya masih sama. Dan untuk harganya, tergolong pas untuk semua kantong. Saat tulisan ini dibuat, harga perporsi adalah Rp. 2.500. Murah bukan? Jadi jangan salah, apabila banyak pelanggan yang berjubel di warung tersebut.
 Pelayanan yang diberikan sangat cepat. Kita baru duduk, beberapa detik kemudian pesanan kita sudah terhidang di depan mata. Roti tawar pun bisa dijadikan pelengkap minum es. Namun tentu saja, ada penambahan biaya  
Penasaran? silahkan datang dan coba..

Read More

0 komentar:


Kota Tegal berada di jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah, terletak 165 km sebelah barat Kota Semarang atau 329 km sebelah timur Jakarta. terletak di antara 109°08’ - 109°10’ Bujur Timur dan 6°50’ - 6°53’ Lintang selatan, dengan wilayah seluas 39,68 Km² atau kurang lebih 3.968 Hektar. Kota Tegal berada di wilayah Pantura, dari peta orientasi Provinsi Jawa Tengah berada di Wilayah Barat, dengan bentang terjauh utara ke selatan 6,7 Km dan barat ke timur 9,7 Km. Dilihat dari letak geografis, posisi Tegal sangat strategis sebagai penghubung jalur perekonomian lintas nasional dan regional di wilayah Pantura yaitu dari barat ke timur (Jakarta-Tegal-Semarang-Surabaya) dengan wilayah tengah dan selatan Pulai Jawaa (Jakarta-Tegal-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya) dan sebaliknya. Dengan curah hujan yang sangat rendah, temperatur (suhu) rata-rata kota ini mencapai 35 derajat celcius

Letak Geografis Tegal

at 14.22  |  No comments


Kota Tegal berada di jalur pantai utara (pantura) Jawa Tengah, terletak 165 km sebelah barat Kota Semarang atau 329 km sebelah timur Jakarta. terletak di antara 109°08’ - 109°10’ Bujur Timur dan 6°50’ - 6°53’ Lintang selatan, dengan wilayah seluas 39,68 Km² atau kurang lebih 3.968 Hektar. Kota Tegal berada di wilayah Pantura, dari peta orientasi Provinsi Jawa Tengah berada di Wilayah Barat, dengan bentang terjauh utara ke selatan 6,7 Km dan barat ke timur 9,7 Km. Dilihat dari letak geografis, posisi Tegal sangat strategis sebagai penghubung jalur perekonomian lintas nasional dan regional di wilayah Pantura yaitu dari barat ke timur (Jakarta-Tegal-Semarang-Surabaya) dengan wilayah tengah dan selatan Pulai Jawaa (Jakarta-Tegal-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya) dan sebaliknya. Dengan curah hujan yang sangat rendah, temperatur (suhu) rata-rata kota ini mencapai 35 derajat celcius

Read More

0 komentar:


Kota Tegal merupakan penjelmaan dari sebuah desa yang bernama “Teteguall” yang pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Trah (Kerajaan) Pajang. Ada beberapa sumber mengatakan sebutan teteguall diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an (Suputro, 1955) yang memiliki arti tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud Kabupaten Tegal, 1984).
Secara historis dijelaskan bahwa eksistensi sejarah tlatah Kota Tegal tidak lepas dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena sang ayah Ki Gede Tepus Rumput (kelak bernama Pangeran Onje) ialah keturunan Batara Katong Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit .
Penekanan pada bidang pertanian, tak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah dan akar kesejarahan tlatah Kabupaten Tegal yang mengembangkan kapasitasnya selaku wilayah agraris. Tradisi keagrarisan dimulai dari ketokoan Ki Gede Sebayu juru demung trah Pajang. Bangsawan ini (Ki Gede Sebayu) adalah saudara dari Raden Benowo. Bahkan kalau dirunut keagrarisan itu dimulai semenjak Mataram Kuno. Selain berhasil memajukan pertanian, beliau juga merupakan ahli agama yang telah membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas keberhasilan usahanya memajukan pertanian dan membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, beliau diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga masyarakat. 
Ki Gede Sebayu, yang masih keturunan trah Majapahit. Beliau memilih diam cegah dhahar lawan guling, karena prihatin. Bahkan pada saat suasana makin kacau karena perang saudara, Ki Ageng Ngunut (kakek Sebayu) mendesak Sebayu agar menyelamatkan Kerajaan Pajang. Namun, Sebayu menolak. Karena tidak merasa tega melihat penderitaan manusia akibat perebutan kekuasaan antar keluarga itu tidak kunjung reda. Beliau melepas atribut kebangsawanannya dan mengembara mencari hakekat hidup. Sampailah dia di sebuah daerah penuh ilalang, padang rumput luas dengan sungai yang dialiri air yang bening sampai muara laut. Sungai itu adalah sungai Gung (Kali Gung). Sungai ini dinamakan Kali Gung sebab bersinggungan dengan mata air yang berasal dari Gunung Agung yakni sebuah nama kuno dari Gunung Slamet dan bermuara ke utara hingga laut jawa.
Beliau terperangah melihat hamparan padang rumput luas yang nyaris tak berpenghuni itu. Ditengah- tengah hamparan padang rumput luas itu, ki gede Sebayu temukan Persinggahan disana hanya ada beberapa bangunan semipermanen yang dihuni sejumlah santri dan sebuah makam keramat.
Makam tersebut adalah tempat jenazah Sunan Panggung atau Mbah Panggung dikebumikan (sekarang bernama Desa Panggung). Mbah Panggung yang bernama asli As sayid al habib Abdurrohman as segaf putra dari Sunan Drajat dan Dewi Condrowati yang merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).
Terbersitlah di benak Sebayu untuk mengajari warga pesisir itu bercocok tanam. Dia merasa menemukan persinggahan yang menjanjikan, sehingga menghentikan pengembaraannya. Diajaknya warga setempat membabat alang-alang agar jadi tegalan. Selain itu, dia juga membuat bendungan di hulu sungai daerah Danawarih untuk dijadikan sumber air irigasi. Kesaksian ini diperkuat denga ditemukannya artefak kuno dan candi di desa Pedagangan. Ditambah tlatah Tegal kerapkali dikaitkan dengan kerajaan Pajang dan Mataram Islam yang cenderung kekuasaan dengan basis pada agraris ( De Graaf, 1986).
Sementara itu, setelah perang panjang antar saudara mulai dingin Pangeran Benowo diangkat menjadi raja Pajang. Dia membutuhkan sepupunya. Sebayu, untuk menjadi patih. Dia pun mengutus sejumlah prajurit untuk mencari Sebayu. Di Desa Teteguall, tempat Sebayu bermukim, sepupu Benowo itu ditemukan. Namun, karena Sebayu tidak mungkin meninggalkan rakyat Teteguall, karena alasan tersebut Pangeran Benowo melantik dia menjadi juru demang atau sesepuh Desa Teteguall. Anugerah sebagai sesepuh desa diberikan pada malam Jumat Kliwon, 15 Sapar Tahun 988 Hijriah, atau tahun 588 EHE. Waktu itu bertepatan dengan 12 April 1580 Masehi.
Pengangkatan Ki Gede Sebayu menjadi Pemimpin pertama Tegal dilaksanakan pada perayaan tradisional setelah menikmati hasil panen padi dan hasil pertanian lainnya. Dalam perayaan juga dikembangkan ajaran dan budaya agama islam yang hingga sekarang masih berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Hari, tanggal dan tahun Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung (Bupati) itu ditetapkan sebagai hari jadi Kota Tegal dengan peraturan Daerah No.5 tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988


Sejarah Kota Tegal

at 14.16  |  No comments


Kota Tegal merupakan penjelmaan dari sebuah desa yang bernama “Teteguall” yang pada tahun 1530 telah nampak kemajuannya dan termasuk wilayah Kabupaten Pemalang yang mengakui Trah (Kerajaan) Pajang. Ada beberapa sumber mengatakan sebutan teteguall diberikan seorang pedagang asal Portugis yaitu Tome Pires yang singgah di Pelabuhan Tegal pada tahun 1500 –an (Suputro, 1955) yang memiliki arti tanah subur yang mampu menghasilkan tanaman pertanian (Depdikbud Kabupaten Tegal, 1984).
Secara historis dijelaskan bahwa eksistensi sejarah tlatah Kota Tegal tidak lepas dari ketokohan Ki Gede Sebayu. Namanya dikaitkan dengan trah Majapahit, karena sang ayah Ki Gede Tepus Rumput (kelak bernama Pangeran Onje) ialah keturunan Batara Katong Adipati Ponorogo yang masih punya kaitan dengan keturunan dinasti Majapahit .
Penekanan pada bidang pertanian, tak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah dan akar kesejarahan tlatah Kabupaten Tegal yang mengembangkan kapasitasnya selaku wilayah agraris. Tradisi keagrarisan dimulai dari ketokoan Ki Gede Sebayu juru demung trah Pajang. Bangsawan ini (Ki Gede Sebayu) adalah saudara dari Raden Benowo. Bahkan kalau dirunut keagrarisan itu dimulai semenjak Mataram Kuno. Selain berhasil memajukan pertanian, beliau juga merupakan ahli agama yang telah membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas keberhasilan usahanya memajukan pertanian dan membimbing warga masyarakat dalam menanamkan rasa keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, beliau diangkat menjadi pemimpin dan panutan warga masyarakat. 
Ki Gede Sebayu, yang masih keturunan trah Majapahit. Beliau memilih diam cegah dhahar lawan guling, karena prihatin. Bahkan pada saat suasana makin kacau karena perang saudara, Ki Ageng Ngunut (kakek Sebayu) mendesak Sebayu agar menyelamatkan Kerajaan Pajang. Namun, Sebayu menolak. Karena tidak merasa tega melihat penderitaan manusia akibat perebutan kekuasaan antar keluarga itu tidak kunjung reda. Beliau melepas atribut kebangsawanannya dan mengembara mencari hakekat hidup. Sampailah dia di sebuah daerah penuh ilalang, padang rumput luas dengan sungai yang dialiri air yang bening sampai muara laut. Sungai itu adalah sungai Gung (Kali Gung). Sungai ini dinamakan Kali Gung sebab bersinggungan dengan mata air yang berasal dari Gunung Agung yakni sebuah nama kuno dari Gunung Slamet dan bermuara ke utara hingga laut jawa.
Beliau terperangah melihat hamparan padang rumput luas yang nyaris tak berpenghuni itu. Ditengah- tengah hamparan padang rumput luas itu, ki gede Sebayu temukan Persinggahan disana hanya ada beberapa bangunan semipermanen yang dihuni sejumlah santri dan sebuah makam keramat.
Makam tersebut adalah tempat jenazah Sunan Panggung atau Mbah Panggung dikebumikan (sekarang bernama Desa Panggung). Mbah Panggung yang bernama asli As sayid al habib Abdurrohman as segaf putra dari Sunan Drajat dan Dewi Condrowati yang merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).
Terbersitlah di benak Sebayu untuk mengajari warga pesisir itu bercocok tanam. Dia merasa menemukan persinggahan yang menjanjikan, sehingga menghentikan pengembaraannya. Diajaknya warga setempat membabat alang-alang agar jadi tegalan. Selain itu, dia juga membuat bendungan di hulu sungai daerah Danawarih untuk dijadikan sumber air irigasi. Kesaksian ini diperkuat denga ditemukannya artefak kuno dan candi di desa Pedagangan. Ditambah tlatah Tegal kerapkali dikaitkan dengan kerajaan Pajang dan Mataram Islam yang cenderung kekuasaan dengan basis pada agraris ( De Graaf, 1986).
Sementara itu, setelah perang panjang antar saudara mulai dingin Pangeran Benowo diangkat menjadi raja Pajang. Dia membutuhkan sepupunya. Sebayu, untuk menjadi patih. Dia pun mengutus sejumlah prajurit untuk mencari Sebayu. Di Desa Teteguall, tempat Sebayu bermukim, sepupu Benowo itu ditemukan. Namun, karena Sebayu tidak mungkin meninggalkan rakyat Teteguall, karena alasan tersebut Pangeran Benowo melantik dia menjadi juru demang atau sesepuh Desa Teteguall. Anugerah sebagai sesepuh desa diberikan pada malam Jumat Kliwon, 15 Sapar Tahun 988 Hijriah, atau tahun 588 EHE. Waktu itu bertepatan dengan 12 April 1580 Masehi.
Pengangkatan Ki Gede Sebayu menjadi Pemimpin pertama Tegal dilaksanakan pada perayaan tradisional setelah menikmati hasil panen padi dan hasil pertanian lainnya. Dalam perayaan juga dikembangkan ajaran dan budaya agama islam yang hingga sekarang masih berpengaruh pada kehidupan masyarakat. Hari, tanggal dan tahun Ki Gede Sebayu diangkat menjadi Juru Demung (Bupati) itu ditetapkan sebagai hari jadi Kota Tegal dengan peraturan Daerah No.5 tahun 1988 tanggal 28 Juli 1988


Read More

0 komentar:


Balaikota Tegal sebagai pusat pemerintahan Kota Tegal semula menempati gedung yang kini digunakan untuk gedung DPRD Kota Tegal. Namun sejak tahun 1985, pusat pemerintahan dipindahkan ke bekas pendopo Kabupaten Tegal, di kawasan alun-alun. Kolonel Laut (Purn) Adi Winarso, S.Sos adalah putra Tegal pertama yang menjabat sebagai Walikota selama dua periode, 1999 - 2004 dan 2004 - 2009 melalui pemilihan tidak langsung

Tahun 2008 menandai sejarah baru kepemimpinan Kota Tegal, karena tahun itu pula untuk kali pertama Walikota dipilih secara langsung oleh rakyat Kota Tegal. Hasilnya, pasangan Ikmal Jaya, SE Ak/ Ali Zainal Abidin, SE memenangi pemilihan. Mereka dilantik pada tanggal 23 Maret 2009 oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo

Pusat Pemerintahan

at 04.13  |  No comments


Balaikota Tegal sebagai pusat pemerintahan Kota Tegal semula menempati gedung yang kini digunakan untuk gedung DPRD Kota Tegal. Namun sejak tahun 1985, pusat pemerintahan dipindahkan ke bekas pendopo Kabupaten Tegal, di kawasan alun-alun. Kolonel Laut (Purn) Adi Winarso, S.Sos adalah putra Tegal pertama yang menjabat sebagai Walikota selama dua periode, 1999 - 2004 dan 2004 - 2009 melalui pemilihan tidak langsung

Tahun 2008 menandai sejarah baru kepemimpinan Kota Tegal, karena tahun itu pula untuk kali pertama Walikota dipilih secara langsung oleh rakyat Kota Tegal. Hasilnya, pasangan Ikmal Jaya, SE Ak/ Ali Zainal Abidin, SE memenangi pemilihan. Mereka dilantik pada tanggal 23 Maret 2009 oleh Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo

Read More

0 komentar:


Kupat Bongkok yang terletak di Jalan Slamet Riyadi, seberang kantor PLN adalah ketupat sayur khas yang berasal dari Desa Bongkok, di sebelah Timur kota Tegal. Kupat Bongkok memakai lontong, ditaburi tauge rebus, sambal goreng yang dibuat dari krupuk mi, lalu disiram dengan kari tempe yang berkuah, dan diberi topping kecap manis.

Tempenya adalah tempe semangit, yaitu transisi antara tempe dan tempe busuk. Tempe disimpan selama dua hari sebelum dimasak dengan bumbu kari tanpa santan. Rasanya memang sangat khas. Karena itu jangan heran, sekalipun warungnya di bawah pohon di pinggir jalan, pelanggannya datang dengan mobil mewah. Kebanyakan penjual Kupat Bongkok yang lain masih mendorong gerobak dagangannya keluar-masuk kampung.

Kupat Bongkok

at 04.08  |  No comments


Kupat Bongkok yang terletak di Jalan Slamet Riyadi, seberang kantor PLN adalah ketupat sayur khas yang berasal dari Desa Bongkok, di sebelah Timur kota Tegal. Kupat Bongkok memakai lontong, ditaburi tauge rebus, sambal goreng yang dibuat dari krupuk mi, lalu disiram dengan kari tempe yang berkuah, dan diberi topping kecap manis.

Tempenya adalah tempe semangit, yaitu transisi antara tempe dan tempe busuk. Tempe disimpan selama dua hari sebelum dimasak dengan bumbu kari tanpa santan. Rasanya memang sangat khas. Karena itu jangan heran, sekalipun warungnya di bawah pohon di pinggir jalan, pelanggannya datang dengan mobil mewah. Kebanyakan penjual Kupat Bongkok yang lain masih mendorong gerobak dagangannya keluar-masuk kampung.

Read More

0 komentar:


Mantu Poci adalah sebuah gelar adat di daerah pesisir Kota Tegal, khususnya di daerah Muarareja dan Tegalsari  Kota Tegal yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Acara intinya melangsungkan “pesta perkawinan” antara sepasang poci tanah berukuran raksasa. Tradisi Mantu Poci dilaksanakan apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan belum dikaruniai keturunan, namun berniat menggelar pesta hajatan layaknya keluarga-keluarga lainya. Maka sebagai pengganti mempelainya adalah sepasang poci raksasa yg dihiasi dan didandani layaknya sepasang pengantin.  Dapat dikatakan bahwa gelar mantu poci sama dengan gelar hajatan perkawinan pada umumnya, yang membedakan hanya mempelainya, yaitu  berupa poci.

Seperti layaknya pesta perkawinan, mantu poci juga dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan undangan. Lengkap dengan dekorasi, sajian makanan, dan beraneka pementasan hiburan  berupa tari, sulap  dan lagu-lagu Tegalan untuk menghibur para undangan yang hadir. Tak lupa pula, di pintu masuk ruang resepsi disediakan kotak sumbangan berbentuk rumah. Selain sebagai harapan agar pasangan suami istri segera mendapatkan keturunan, mantu poci juga bertujuan agar penyelenggara merasa seperti menjadi layaknya orang tua yang telah berhasil membesarkan putra putri mereka, kemudian dilepas dengan pesta besar dengan mengundang sanak saudara, dan relasi.

Mantu Poci dahulunya dilaksanakan dengan tujuan apabila suami istri yang tidak mempunyai keturunan, tetapi berniat untuk menggelar pesta hajatan, dan untuk ritual sebagai jalan untuk agar dapat segera mendapatkan keturunan. Namun dengan berjalannya perkembangan zaman yang maju pesat, kebiasaan itu telah banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Pada saat ini Mantu Poci dilaksanakan dengan tujuan hanya sebagai pertunjukan kesenian khas pesisir Kota Tegal.

Tari Mantu Poci

at 03.46  |  No comments


Mantu Poci adalah sebuah gelar adat di daerah pesisir Kota Tegal, khususnya di daerah Muarareja dan Tegalsari  Kota Tegal yang sudah berlangsung secara turun-temurun. Acara intinya melangsungkan “pesta perkawinan” antara sepasang poci tanah berukuran raksasa. Tradisi Mantu Poci dilaksanakan apabila ada pasangan suami istri yang sudah lama menikah dan belum dikaruniai keturunan, namun berniat menggelar pesta hajatan layaknya keluarga-keluarga lainya. Maka sebagai pengganti mempelainya adalah sepasang poci raksasa yg dihiasi dan didandani layaknya sepasang pengantin.  Dapat dikatakan bahwa gelar mantu poci sama dengan gelar hajatan perkawinan pada umumnya, yang membedakan hanya mempelainya, yaitu  berupa poci.

Seperti layaknya pesta perkawinan, mantu poci juga dihadiri oleh ratusan bahkan ribuan undangan. Lengkap dengan dekorasi, sajian makanan, dan beraneka pementasan hiburan  berupa tari, sulap  dan lagu-lagu Tegalan untuk menghibur para undangan yang hadir. Tak lupa pula, di pintu masuk ruang resepsi disediakan kotak sumbangan berbentuk rumah. Selain sebagai harapan agar pasangan suami istri segera mendapatkan keturunan, mantu poci juga bertujuan agar penyelenggara merasa seperti menjadi layaknya orang tua yang telah berhasil membesarkan putra putri mereka, kemudian dilepas dengan pesta besar dengan mengundang sanak saudara, dan relasi.

Mantu Poci dahulunya dilaksanakan dengan tujuan apabila suami istri yang tidak mempunyai keturunan, tetapi berniat untuk menggelar pesta hajatan, dan untuk ritual sebagai jalan untuk agar dapat segera mendapatkan keturunan. Namun dengan berjalannya perkembangan zaman yang maju pesat, kebiasaan itu telah banyak ditinggalkan oleh masyarakat. Pada saat ini Mantu Poci dilaksanakan dengan tujuan hanya sebagai pertunjukan kesenian khas pesisir Kota Tegal.

Read More

0 komentar:


Tegal juga punya tari tradisional yang menawan, yaitu Tari Topeng Endel. Saat acara besar seperti HUT Kota Tegal, wisatawan bisa melihat ratusan anak-anak menari Topeng Endel. Sungguh menghibur wisatawan.

Saat memperingati hari jadi ke-412 Kabupaten Tegal beberapa waktu lalu, Pemkab Tegal menggelar acara Tari Topeng Endel massal yang diikuti sekitar 900 penari dari SD se-Kabupaten Tegal.

Tari Topeng Endel merupakan tari tradisional khas Kabupaten Tegal. Tari yang dimainkan oleh perempuan ini bersifat kemayu namun berani. Biasanya tari ini ditarikan untuk menyambut tamu.

Tari Topeng Endel

at 03.18  |  No comments


Tegal juga punya tari tradisional yang menawan, yaitu Tari Topeng Endel. Saat acara besar seperti HUT Kota Tegal, wisatawan bisa melihat ratusan anak-anak menari Topeng Endel. Sungguh menghibur wisatawan.

Saat memperingati hari jadi ke-412 Kabupaten Tegal beberapa waktu lalu, Pemkab Tegal menggelar acara Tari Topeng Endel massal yang diikuti sekitar 900 penari dari SD se-Kabupaten Tegal.

Tari Topeng Endel merupakan tari tradisional khas Kabupaten Tegal. Tari yang dimainkan oleh perempuan ini bersifat kemayu namun berani. Biasanya tari ini ditarikan untuk menyambut tamu.

Read More

0 komentar:


Begitu juga dengan  kesenian Balo-balo,yaitu Kesenian music tradisional khas Tegal yang biasanya mengiringi acara Mantu Poci. Balo-Balo berasal dari kata ’bolo-bolo’ yang berarti kawan-kawan. Balo-Balo mantu poci adalah sebuah pertunjukan seni rakyat Kota Tegal, yang memadukan antara unsur bunyi/musik seni rakyat balo-balo dan unsur cerita mantu poci. Kesenian yang pada awal kelahirannya sewaktu penjajahan Belanda sebagai sarana syiar atau dakwah menyebarkan agama Islam, namun kemudian pada perkembangnya menjadi berbeda tujuannya dan kesenian ini  dijadikan masyarakat, khususnya Tegal, untuk mengelabuhi para penjajah.Saat para pejuang tengah berkumpul untuk menyusun strategi melawan penjajah, warga lainnya sibuk berkerumun sambil menabuh rebana dan asyik berdendang, sehingga para penjajah tidak curiga dan menganggap warga sedang bersenang-senang menggelar hiburan.

Balo-Balo bertujuan menjalin komunikasi antarwarga yang lebih baik. Dari syair dan lakon yang dipentaskan, masyarakat dapat memperoleh pelajaran penting, baik tentang lingkungan sekitar, keamanan, maupun budi pekerti. Lantunan syair yang dituturkan para lakon menggunakan dialek Tegal ’deles’ (asli/murni), tanpa ada unsur bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainnya, sehingga kerap membuat para penonton terkesima.

Awalnya tradisi tersebut digelar untuk mempererat tali silaturahmi antar tetangga,khususnya bagi mereka yang tidak memiliki keturunanan dan berkeinginan untuk mengadakan syukuran seperti nikahan. Meski tidak ada yang mengetahui sejak kapan tradisi tersebut mulai muncul ,masyarakat tegal meyakini bahwa tradisi tersebut adalah tradisi asli kota bahari tersebut. Di kota yang masih mempertahankan tradisi tersebut yaitu di daerah pinggiran,,seperti Kelurahan Tegalsari,Muarareja,Tunon,cabawan,dan Margadana. Biasanya mantu ini dilaksanakan setelah lebaran atau di bulan sawal.

Selain mantu poci,warga Tegal juga mengenal sunatan poci. Secara umum, pelaksanaan mantu poci dan sunatan poci hampir sama. Adapun yang membedakannya,untuk sunatan poci yang punya hajat biasanya menghiasi ujung poci dibalut dengan kain atau kapas. Poci yang telah dihias diarak keliling rumah sebanyak tujuh kali dan didoakan selayaknya hajatan menyunatkan anaknya sendiri. Setelah itu poci diletakan di kursi yang telah dihias lengkap makanan seperti kebutuhan anak yang disunat.

Sementara orang tua yang punya hajat duduk berdampingan mengapit poci untuk menerima ucapan selamat dan menerima sumbangan dari undangan yang hadir. Untuk mantu poci yang punya hajat menyediakan dua poci dan dihias seperti wanita dan pria. Poci pria diberi topi, dan poci wanita diberi hiasan melati dan janur sebagai lambang wanita. Kedua poci tersebut diarak keliling dan di tempatkan di kursi yang telah dihias.

Tradisi mantu poci memadukan antara unsur bunyi/musik seni rakyat balo-balo dan unsur cerita mantu poci. Perpaduan musik rebana, kendang, gending slendro, bass, serta gitar terdengar mengalun rancak mengiringi syair puja, puji, kritik, serta guyon wangsalan khas Tegal dalam kesenian ’Balo-Balo’ yang merupakan kesenian khas Kota Tegal, Jawa Tengah.Tawa riang dan riuh tepuk tangan penonton sesekali pecah di tengah alunan musik gending-gending tegalan yang dinamis, ditambah tabuhan kendang Jawa dan petikan bass mengiringi lantunan syair para pemain membuat pertunjukan kesenian Balo-Balo semakin meriah.


Kesenian Balo-Balo

at 02.48  |  No comments


Begitu juga dengan  kesenian Balo-balo,yaitu Kesenian music tradisional khas Tegal yang biasanya mengiringi acara Mantu Poci. Balo-Balo berasal dari kata ’bolo-bolo’ yang berarti kawan-kawan. Balo-Balo mantu poci adalah sebuah pertunjukan seni rakyat Kota Tegal, yang memadukan antara unsur bunyi/musik seni rakyat balo-balo dan unsur cerita mantu poci. Kesenian yang pada awal kelahirannya sewaktu penjajahan Belanda sebagai sarana syiar atau dakwah menyebarkan agama Islam, namun kemudian pada perkembangnya menjadi berbeda tujuannya dan kesenian ini  dijadikan masyarakat, khususnya Tegal, untuk mengelabuhi para penjajah.Saat para pejuang tengah berkumpul untuk menyusun strategi melawan penjajah, warga lainnya sibuk berkerumun sambil menabuh rebana dan asyik berdendang, sehingga para penjajah tidak curiga dan menganggap warga sedang bersenang-senang menggelar hiburan.

Balo-Balo bertujuan menjalin komunikasi antarwarga yang lebih baik. Dari syair dan lakon yang dipentaskan, masyarakat dapat memperoleh pelajaran penting, baik tentang lingkungan sekitar, keamanan, maupun budi pekerti. Lantunan syair yang dituturkan para lakon menggunakan dialek Tegal ’deles’ (asli/murni), tanpa ada unsur bahasa Indonesia atau bahasa daerah lainnya, sehingga kerap membuat para penonton terkesima.

Awalnya tradisi tersebut digelar untuk mempererat tali silaturahmi antar tetangga,khususnya bagi mereka yang tidak memiliki keturunanan dan berkeinginan untuk mengadakan syukuran seperti nikahan. Meski tidak ada yang mengetahui sejak kapan tradisi tersebut mulai muncul ,masyarakat tegal meyakini bahwa tradisi tersebut adalah tradisi asli kota bahari tersebut. Di kota yang masih mempertahankan tradisi tersebut yaitu di daerah pinggiran,,seperti Kelurahan Tegalsari,Muarareja,Tunon,cabawan,dan Margadana. Biasanya mantu ini dilaksanakan setelah lebaran atau di bulan sawal.

Selain mantu poci,warga Tegal juga mengenal sunatan poci. Secara umum, pelaksanaan mantu poci dan sunatan poci hampir sama. Adapun yang membedakannya,untuk sunatan poci yang punya hajat biasanya menghiasi ujung poci dibalut dengan kain atau kapas. Poci yang telah dihias diarak keliling rumah sebanyak tujuh kali dan didoakan selayaknya hajatan menyunatkan anaknya sendiri. Setelah itu poci diletakan di kursi yang telah dihias lengkap makanan seperti kebutuhan anak yang disunat.

Sementara orang tua yang punya hajat duduk berdampingan mengapit poci untuk menerima ucapan selamat dan menerima sumbangan dari undangan yang hadir. Untuk mantu poci yang punya hajat menyediakan dua poci dan dihias seperti wanita dan pria. Poci pria diberi topi, dan poci wanita diberi hiasan melati dan janur sebagai lambang wanita. Kedua poci tersebut diarak keliling dan di tempatkan di kursi yang telah dihias.

Tradisi mantu poci memadukan antara unsur bunyi/musik seni rakyat balo-balo dan unsur cerita mantu poci. Perpaduan musik rebana, kendang, gending slendro, bass, serta gitar terdengar mengalun rancak mengiringi syair puja, puji, kritik, serta guyon wangsalan khas Tegal dalam kesenian ’Balo-Balo’ yang merupakan kesenian khas Kota Tegal, Jawa Tengah.Tawa riang dan riuh tepuk tangan penonton sesekali pecah di tengah alunan musik gending-gending tegalan yang dinamis, ditambah tabuhan kendang Jawa dan petikan bass mengiringi lantunan syair para pemain membuat pertunjukan kesenian Balo-Balo semakin meriah.


Read More

0 komentar:



Soto di setiap daerah punya ke-khas-an masing-masing, seperti misalnya Soto Sokaraja khasnya dengan bumbu kacang-nya, Soto Semarang khas dengan soto bening dan di beri banyak irisan bawang putih, Soto Lamongan khasnya di kuahnya yang berwarna agak kekuningan, dan Soto Betawi khasnya menggunakan daging sapi dan kuah santan-nya.
Soto khas Tegal ini lebih terkenal dengan nama Sauto. Merupakan soto ayam dan daging sapi /babat dengan perpaduan antara kuah soto biasa dengan campuran tauco,, jadi rasanya ada asem, kecut, manis, gurih dan asin. Jadi dominan dengan rasa tauco-nya, dan inilah yang menjadi ciri khas dari Sauto Tegal. Maknyuuuss tenan pokoknya untuk rasa soto ini…
Buat yang mao mencoba, yang terkenal adalah Soto Sedap Malam yang ada di sepanjang jalan arah Tegal-Purwokerto di daerah Talang,, di sana berjejer warung yang menjual Sauto Tegal.
Kebetulan 2x saya ke Tegal selalu pas acara nikahan teman dan ada suguhan Sauto Tegal ini  jadi saya gak perlu mampir-mapir lagi ke daerah Talang *lumayan ngirit :D :D*. Tapi lain kali boleh di coba laaah, saya akan mampir ke daerah Talang untuk mencicipinya di sana.

Sauto

at 02.40  |  No comments



Soto di setiap daerah punya ke-khas-an masing-masing, seperti misalnya Soto Sokaraja khasnya dengan bumbu kacang-nya, Soto Semarang khas dengan soto bening dan di beri banyak irisan bawang putih, Soto Lamongan khasnya di kuahnya yang berwarna agak kekuningan, dan Soto Betawi khasnya menggunakan daging sapi dan kuah santan-nya.
Soto khas Tegal ini lebih terkenal dengan nama Sauto. Merupakan soto ayam dan daging sapi /babat dengan perpaduan antara kuah soto biasa dengan campuran tauco,, jadi rasanya ada asem, kecut, manis, gurih dan asin. Jadi dominan dengan rasa tauco-nya, dan inilah yang menjadi ciri khas dari Sauto Tegal. Maknyuuuss tenan pokoknya untuk rasa soto ini…
Buat yang mao mencoba, yang terkenal adalah Soto Sedap Malam yang ada di sepanjang jalan arah Tegal-Purwokerto di daerah Talang,, di sana berjejer warung yang menjual Sauto Tegal.
Kebetulan 2x saya ke Tegal selalu pas acara nikahan teman dan ada suguhan Sauto Tegal ini  jadi saya gak perlu mampir-mapir lagi ke daerah Talang *lumayan ngirit :D :D*. Tapi lain kali boleh di coba laaah, saya akan mampir ke daerah Talang untuk mencicipinya di sana.

Read More

0 komentar:


Lengko merupakan salah satu makanan khas daerah Tegal. Tidak hanya Tegal juga yang mempunyai Lengko, Cirebon dan Brebes pun mengenalnya.
Makanan khas yang sederhana ini sarat akan protein dan serat serta rendah kalori karena bahan-bahan yang digunakan adalah 100% non-hewani. Bahan-bahannya antara lain: nasi putih (panas-panas lebih baik), tempe goreng, tahu goreng, mentimun (mentah segar, dicacah), tauge (direbus), daun (kocai) kucai (dipotong kecil-kecil), bawang goreng, bumbu kacang (seperti bumbu rujak, pedas atau tidak, tergantung selera), dan kecap manis.

Nasi Lengko

at 00.20  |  No comments


Lengko merupakan salah satu makanan khas daerah Tegal. Tidak hanya Tegal juga yang mempunyai Lengko, Cirebon dan Brebes pun mengenalnya.
Makanan khas yang sederhana ini sarat akan protein dan serat serta rendah kalori karena bahan-bahan yang digunakan adalah 100% non-hewani. Bahan-bahannya antara lain: nasi putih (panas-panas lebih baik), tempe goreng, tahu goreng, mentimun (mentah segar, dicacah), tauge (direbus), daun (kocai) kucai (dipotong kecil-kecil), bawang goreng, bumbu kacang (seperti bumbu rujak, pedas atau tidak, tergantung selera), dan kecap manis.

Read More

0 komentar:


Blengong adalah hewan hasil perkawinan silang antara Bebek dan Entok, Blengong memiliki tekstur daging yang empuk dan juga gurih seperti Bebek, namun Blengong memiliki daging yang lebih tebal. Kupat Blengong juga biasa disebut dengan Sate Blengong.

Kupat Blengong

at 00.13  |  No comments


Blengong adalah hewan hasil perkawinan silang antara Bebek dan Entok, Blengong memiliki tekstur daging yang empuk dan juga gurih seperti Bebek, namun Blengong memiliki daging yang lebih tebal. Kupat Blengong juga biasa disebut dengan Sate Blengong.

Read More

0 komentar:

Selasa, 03 Juni 2014


Olos adalah makanan yang berbetuk bulat, yang kulit luarnya menggunakan tepung kanji sehingga berasa kenyal dan dalamnya berisi berisi sayuran seperti kol, tauge, daun bawang dan lainnya rasanya khas yaitu pedas.
Jadi jangan kaget apabila Anda menemukan potongan cabai rawit di dalamnya. HUHHHH HAHHH !!!! memang makanan ini muncul sekitar tahun 2012 namun makanan ini sangat berkembang pesat.

Olos

at 22.01  |  No comments


Olos adalah makanan yang berbetuk bulat, yang kulit luarnya menggunakan tepung kanji sehingga berasa kenyal dan dalamnya berisi berisi sayuran seperti kol, tauge, daun bawang dan lainnya rasanya khas yaitu pedas.
Jadi jangan kaget apabila Anda menemukan potongan cabai rawit di dalamnya. HUHHHH HAHHH !!!! memang makanan ini muncul sekitar tahun 2012 namun makanan ini sangat berkembang pesat.

Read More

0 komentar:


Tahu  Aci? Siapa yang tidak mengenalnya? Tahu Aci ini khas dari daerah Kabupaten Tegal. Hampir setiap pinggir jalan banyak penjual yang menjajakannya. Bahkan hingga pedagang asongan yang biasa menjajakan makanan di dalam bus. Orang luar/ yang bukan dari Tegal biasanya menyebutnya dengan Tahu Tegal atau Tahu Kuping.
Tahu aci itu terbuat dari tahu kuning yang berbentuk persegi empat yang kemudian nantinya dibelah dua secara melintang. Kemduian dari bekas belahannya tersebut di beri adonan yang terbuat dari tepung kanji (aci), potongan daun kocai, dan beberapa bumbu lainnya.
Mungkin kita terheran-heran mengapa Tahu Aci tersebut banyak diminati oleh penggemarnya. Menurut hasil pantauan InfoTegal dan dari nara sumber, yang membuat tahu aci tersebut enak adalah:
  • Tahu Kuningnya. Tahu ini ternyata hanya banyak terdapat di daerah Tegal. Apabila di daerah lain, antara tahu dengan adonannya tidak akan melekat dengan baik. Sehingga gampang lepas.
  • Cara penggorengannya. Menggunakan minyak goreng yang cukup banyak dengan menggunakan kompor minyak dengan api yang besar. Sehingga wajan yang digunakan pun harus besar. Api yang besar ini yang membuat tahu menjadi mengembang.
  • Minyak gorengnya. Semakin sering digunakan untuk mennggoreng tahu aci, minyak gorengnya ini juga ternyata akan membuat tahu menjadi lebih lezat :D.
Tahu Aci ini biasanya menjadi oleh-oleh yang paling diminati oleh ibu-ibu. rata-rata mereka membeli Tahu Aci yang masih mentah namun sudah diberi adonan. Sehingga tinggal menggorengnya saja.
Ada juga yang namanya Tahu Pletok, sebenarnya itu adalah Tahu Aci yang sudah digoreng, kemudian dibelah-belah (namun belahannya tidak sampai putus) dan digoreng kembali hingga agak kering.
Sangkin terkenalnya Tahu Aci, Pemkab Tegal sampai membuat patung Tahu Aci di perempatan Slawi Pos. Namun lokasinya tertutup oleh tanaman dan bendera partai.

Tahu Aci

at 21.52  |  1 comment


Tahu  Aci? Siapa yang tidak mengenalnya? Tahu Aci ini khas dari daerah Kabupaten Tegal. Hampir setiap pinggir jalan banyak penjual yang menjajakannya. Bahkan hingga pedagang asongan yang biasa menjajakan makanan di dalam bus. Orang luar/ yang bukan dari Tegal biasanya menyebutnya dengan Tahu Tegal atau Tahu Kuping.
Tahu aci itu terbuat dari tahu kuning yang berbentuk persegi empat yang kemudian nantinya dibelah dua secara melintang. Kemduian dari bekas belahannya tersebut di beri adonan yang terbuat dari tepung kanji (aci), potongan daun kocai, dan beberapa bumbu lainnya.
Mungkin kita terheran-heran mengapa Tahu Aci tersebut banyak diminati oleh penggemarnya. Menurut hasil pantauan InfoTegal dan dari nara sumber, yang membuat tahu aci tersebut enak adalah:
  • Tahu Kuningnya. Tahu ini ternyata hanya banyak terdapat di daerah Tegal. Apabila di daerah lain, antara tahu dengan adonannya tidak akan melekat dengan baik. Sehingga gampang lepas.
  • Cara penggorengannya. Menggunakan minyak goreng yang cukup banyak dengan menggunakan kompor minyak dengan api yang besar. Sehingga wajan yang digunakan pun harus besar. Api yang besar ini yang membuat tahu menjadi mengembang.
  • Minyak gorengnya. Semakin sering digunakan untuk mennggoreng tahu aci, minyak gorengnya ini juga ternyata akan membuat tahu menjadi lebih lezat :D.
Tahu Aci ini biasanya menjadi oleh-oleh yang paling diminati oleh ibu-ibu. rata-rata mereka membeli Tahu Aci yang masih mentah namun sudah diberi adonan. Sehingga tinggal menggorengnya saja.
Ada juga yang namanya Tahu Pletok, sebenarnya itu adalah Tahu Aci yang sudah digoreng, kemudian dibelah-belah (namun belahannya tidak sampai putus) dan digoreng kembali hingga agak kering.
Sangkin terkenalnya Tahu Aci, Pemkab Tegal sampai membuat patung Tahu Aci di perempatan Slawi Pos. Namun lokasinya tertutup oleh tanaman dan bendera partai.

Read More

1 komentar:

Senin, 02 Juni 2014


Bertempat di Sanggar Satria Laras, Sanggar-nya dalang “edan” Ki Enthus Susmono, tempat ini berdiri. Tidak begitu sulit untuk menemukannya, karena terdapat papan petunjuk di dekat jembatan Lemah Duwur – Talang, Kabupaten Tegal yang menuju ke arah Brug Abang. Dari Jalan Raya Talang atau biasa disebut dengan Jalan Satu, setelah menemui Jembatan di Talang, ambil jalan ke timur hingga menemui sebuah jembatan panjang yang membelah Sungai Gung ikuti jalan utama hingga sampai ke Desa Bengle, posisi tempatnya ada di kiri jalan.
Tampak depan Rumah Wayang yang satu lokasi dengan Sanggar Satria Laras ini lebih seperti pintu gerbang masuk ke sebuah kerajaan lengkap dengan patung penjaga di depannya. Namun jangan khawatir, pintu gerbang selalu terbuka pada jam kerja dan para petugas yang merupakan rekan Ki Enthus ini ramah  dan siap menerima kita untuk berkeliling melihat-lihat koleksinya.
Rumah Wayang yang memiliki luas sekitar 4 x 4 meter ini menyimpan ribuan  wayang baik gaya tradisi maupun kontemporer, mulai wayang kulit, wayang golek, wayang santri, wayang bambu, wayang kreasi, ada juga aksesoris seperti jenis-jenis keris, topeng, batik tegalan,  lukisan dunia pewayangan, senjata-senjata khas dunia pewayangan, foto-foto Ki Enthus, gamelan, dan masih banyak koleksi lainnya yang sayang untuk dilewatkan.
Jika ingin mengetahui proses pembuatan wayang baik itu wayang kulit maupun wayang golek, disinipun informasinya lengkap. Terdapat tahapan demi tahapan proses pembuatannya mulai bahan baku hingga menjadi wayang yang siap dimainkan. Di tempat ini juga kita bisa praktek langsung cara membuat wayang juga lho.
Bagi yang menganggap bahwa wayang itu kuno, jika berkunjung ke tempat ini pasti akan dibuat terpesona dengan banyaknya ragam wayang yang mengikuti perkembangan jaman, sebut saja seperti Tom and Jerry, Upin dan Ipin, dan tokoh-tokoh dunia lainnya. Terlebih dengan suasana yang jauh dari keramaian akan membuat kita hikmat untuk melihat koleksinya satu persatu. Setiap koleksi juga diberi nama dan penjelasan singkat agar lebih mudah untuk mempelajarinya.
Oh iya, Rumah Wayang ini diresmikan oleh Wakil Bupati Tegal, HM. Herry Soelistyawan, SH, MHum pada 19 Maret 2012. Dan sangat diapresiasi sekali oleh beliau. Sebagai tambahan informasi, untuk datang ke tempat tersebut silahkan berkunjung dari jam 08:00-10:00 dan jam 15:00-17:00. Jika beruntung, kita bisa bertemu langsung dengan si-empunya tempat ini, Ki Enthus Susmono yang saat ini bertempat tinggal di Rumah Dinas Bupati. Apabila kita berkunjung pada saat weekend, biasanya beberapa koleksi wayang sudah di-packing untuk ditampilkan sesuai dengan undangan ndalang.

Jangan lupa kunjungi juga http://dalangenthus.com dan http://satrialaras.com

Konsorsium Rumah Wayang

at 17.38  |  No comments


Bertempat di Sanggar Satria Laras, Sanggar-nya dalang “edan” Ki Enthus Susmono, tempat ini berdiri. Tidak begitu sulit untuk menemukannya, karena terdapat papan petunjuk di dekat jembatan Lemah Duwur – Talang, Kabupaten Tegal yang menuju ke arah Brug Abang. Dari Jalan Raya Talang atau biasa disebut dengan Jalan Satu, setelah menemui Jembatan di Talang, ambil jalan ke timur hingga menemui sebuah jembatan panjang yang membelah Sungai Gung ikuti jalan utama hingga sampai ke Desa Bengle, posisi tempatnya ada di kiri jalan.
Tampak depan Rumah Wayang yang satu lokasi dengan Sanggar Satria Laras ini lebih seperti pintu gerbang masuk ke sebuah kerajaan lengkap dengan patung penjaga di depannya. Namun jangan khawatir, pintu gerbang selalu terbuka pada jam kerja dan para petugas yang merupakan rekan Ki Enthus ini ramah  dan siap menerima kita untuk berkeliling melihat-lihat koleksinya.
Rumah Wayang yang memiliki luas sekitar 4 x 4 meter ini menyimpan ribuan  wayang baik gaya tradisi maupun kontemporer, mulai wayang kulit, wayang golek, wayang santri, wayang bambu, wayang kreasi, ada juga aksesoris seperti jenis-jenis keris, topeng, batik tegalan,  lukisan dunia pewayangan, senjata-senjata khas dunia pewayangan, foto-foto Ki Enthus, gamelan, dan masih banyak koleksi lainnya yang sayang untuk dilewatkan.
Jika ingin mengetahui proses pembuatan wayang baik itu wayang kulit maupun wayang golek, disinipun informasinya lengkap. Terdapat tahapan demi tahapan proses pembuatannya mulai bahan baku hingga menjadi wayang yang siap dimainkan. Di tempat ini juga kita bisa praktek langsung cara membuat wayang juga lho.
Bagi yang menganggap bahwa wayang itu kuno, jika berkunjung ke tempat ini pasti akan dibuat terpesona dengan banyaknya ragam wayang yang mengikuti perkembangan jaman, sebut saja seperti Tom and Jerry, Upin dan Ipin, dan tokoh-tokoh dunia lainnya. Terlebih dengan suasana yang jauh dari keramaian akan membuat kita hikmat untuk melihat koleksinya satu persatu. Setiap koleksi juga diberi nama dan penjelasan singkat agar lebih mudah untuk mempelajarinya.
Oh iya, Rumah Wayang ini diresmikan oleh Wakil Bupati Tegal, HM. Herry Soelistyawan, SH, MHum pada 19 Maret 2012. Dan sangat diapresiasi sekali oleh beliau. Sebagai tambahan informasi, untuk datang ke tempat tersebut silahkan berkunjung dari jam 08:00-10:00 dan jam 15:00-17:00. Jika beruntung, kita bisa bertemu langsung dengan si-empunya tempat ini, Ki Enthus Susmono yang saat ini bertempat tinggal di Rumah Dinas Bupati. Apabila kita berkunjung pada saat weekend, biasanya beberapa koleksi wayang sudah di-packing untuk ditampilkan sesuai dengan undangan ndalang.

Jangan lupa kunjungi juga http://dalangenthus.com dan http://satrialaras.com

Read More

0 komentar:


Ada banyak versi mengenai asal-usul dari Pangeran Purbaya. Versi pertama adalah Purbaya putera dari Panembahan Senopati dari istri Niken Purwosari (putri asal Giring) sedangkan versi kedua adalah Anggabaya seorang keturunan Turki dengan nama asli Sayyid Syekh Abdul Ghofar. Berdasarkan keterangan dari tiga orang keturunan Ki Gede Sebayu yang tercatat di buku Babad Negari Tegal (halaman 193) maka yang mendekati kebenaran adalah Anggabaya  yang disebut-sebut dengan nama Purbaya.
Diceritakan bahwa Purbaya mempunyai kesaktian, salah satunya adalah menebang pohon jati yang akan digunakan sebagai saka guru pembangunan Masjid Kalisoka dengan tangan kosong pada acara sayembara yang digelar oleh Ki Gede Sebayu. Dan pada akhirnya Purbaya menjadi pemenangnya dan dikahkan dengan putri Ki Gede Sebayu, Raden Ayu Giyanti Subalaksana.
Kiprah Purbaya atau dalam sejarah disebut juga dengan Tumenggung Tegal ini sangat penting dalam Mataram, selain sebagai juru runding dan pemimpin pasukan bersama Tumenggung Bahureksa. Pada masa Tumenggung Tegal inipula armada-armada laut Tegal mulai dikerahkan.
Tumenggung Tegal alias Purbaya meninggal dunia pada 18 Agustus 1636. Dan konon dimakamkan di sebelah barat Masjid Kewalian Kalisoka atau biasa disebut Masjid Kalisoka. Nama pemakamannya adalah Pesarean Mbah Pangeran Purobaya. Di tempat ini pula istri beliau dimakamkan.
Komplek pemakaman ini dibagi menjadi beberapa area, area terluar merupakan pemakaman umum warga sekitar dan area dalam merupakan pemakaman sanak famili atau keturunan Pangeran Purbaya atau Ki Gede Sebayu. Untuk makam Purbaya sendiri tertutup oleh bangunan khusus. Bangunanya tidak terlalu tinggi sehingga jika kita masuk harus menundukkan kepala. Sama seperti makam-makam Ki Gede Sebayu dan Raden Mas Hanggawana, makam Pangeran Purbaya juga tertutup rapat.
Tidak jauh dari komplek pemakaman, sekitar 50 meter ke arah selatan masjid ada tempat khalwat atau seperti tempat bersemedi Pangeran Purbaya.


Makam Pangeran Purbaya

at 17.35  |  No comments


Ada banyak versi mengenai asal-usul dari Pangeran Purbaya. Versi pertama adalah Purbaya putera dari Panembahan Senopati dari istri Niken Purwosari (putri asal Giring) sedangkan versi kedua adalah Anggabaya seorang keturunan Turki dengan nama asli Sayyid Syekh Abdul Ghofar. Berdasarkan keterangan dari tiga orang keturunan Ki Gede Sebayu yang tercatat di buku Babad Negari Tegal (halaman 193) maka yang mendekati kebenaran adalah Anggabaya  yang disebut-sebut dengan nama Purbaya.
Diceritakan bahwa Purbaya mempunyai kesaktian, salah satunya adalah menebang pohon jati yang akan digunakan sebagai saka guru pembangunan Masjid Kalisoka dengan tangan kosong pada acara sayembara yang digelar oleh Ki Gede Sebayu. Dan pada akhirnya Purbaya menjadi pemenangnya dan dikahkan dengan putri Ki Gede Sebayu, Raden Ayu Giyanti Subalaksana.
Kiprah Purbaya atau dalam sejarah disebut juga dengan Tumenggung Tegal ini sangat penting dalam Mataram, selain sebagai juru runding dan pemimpin pasukan bersama Tumenggung Bahureksa. Pada masa Tumenggung Tegal inipula armada-armada laut Tegal mulai dikerahkan.
Tumenggung Tegal alias Purbaya meninggal dunia pada 18 Agustus 1636. Dan konon dimakamkan di sebelah barat Masjid Kewalian Kalisoka atau biasa disebut Masjid Kalisoka. Nama pemakamannya adalah Pesarean Mbah Pangeran Purobaya. Di tempat ini pula istri beliau dimakamkan.
Komplek pemakaman ini dibagi menjadi beberapa area, area terluar merupakan pemakaman umum warga sekitar dan area dalam merupakan pemakaman sanak famili atau keturunan Pangeran Purbaya atau Ki Gede Sebayu. Untuk makam Purbaya sendiri tertutup oleh bangunan khusus. Bangunanya tidak terlalu tinggi sehingga jika kita masuk harus menundukkan kepala. Sama seperti makam-makam Ki Gede Sebayu dan Raden Mas Hanggawana, makam Pangeran Purbaya juga tertutup rapat.
Tidak jauh dari komplek pemakaman, sekitar 50 meter ke arah selatan masjid ada tempat khalwat atau seperti tempat bersemedi Pangeran Purbaya.


Read More

0 komentar:


Wisata pantai yang kedua yang tidak kalah menarik adalah Purwahamba Indah atau biasa disebut Pur’in. Obyek wisata pantai Purwahamba Indah ini, masih satu garis dengan lokasi wisata pantai PA’I. Meskipun sama-sama berada di Pantura, yang membedakan adalah Pur'in ada di Kabupaten Tegal, sedang PA'I ada di kota Tegal. Karena lokasi Pur'in cukup strategis, biasanya menjadi tempat transit istirahat bagi para pemudik ketika musim mudik dan liburan tiba.
Dengan biaya masuk kolam renang sebesar Rp.12.500,- /orang kita bisa berenang di beberapa kolam renang yang disediakan sesuai dengan kedalaman kolam. Ada beberapa gazebo yang disediakan disini khusus untuk menikmati suasana kolam renang. Lokasinya cukup luas, dengan fasilitas lain antara lain ruang ganti pakaian, kamar mandi, loker penitipan barang, tempat sewa pakaian renang, sampai dengan restoran.
Datang ke Pur'in dengan membawa tikar dan bekal rasanya sangat pas. Karena lokasi tamannya yang luas dan banyak pohon rindang menjadikan Pur'in sebagai lokasi wisata keluarga. Di bagian selatan kolam renang, terdapat kebun binatang kecil yang memelihara beberapa hewan seperti monyet, burung hantu, burung merak dll.
PA’I ada anjungan, Pur’in pun ada juga. Bahkan pada musim liburan, ada juga yang menyewakan perahu ketika kita berada di Pantai. Jadi di sini kita tidak akan merasa bosan.

Oh iya, ada juga beberapa orang yang menyebut Pur’in sebagai Pantai Sosro, karena memang salah satu sponsor dari Pur’in.

Pantai Purwahamba Indah (PUR'IN)

at 17.32  |  No comments


Wisata pantai yang kedua yang tidak kalah menarik adalah Purwahamba Indah atau biasa disebut Pur’in. Obyek wisata pantai Purwahamba Indah ini, masih satu garis dengan lokasi wisata pantai PA’I. Meskipun sama-sama berada di Pantura, yang membedakan adalah Pur'in ada di Kabupaten Tegal, sedang PA'I ada di kota Tegal. Karena lokasi Pur'in cukup strategis, biasanya menjadi tempat transit istirahat bagi para pemudik ketika musim mudik dan liburan tiba.
Dengan biaya masuk kolam renang sebesar Rp.12.500,- /orang kita bisa berenang di beberapa kolam renang yang disediakan sesuai dengan kedalaman kolam. Ada beberapa gazebo yang disediakan disini khusus untuk menikmati suasana kolam renang. Lokasinya cukup luas, dengan fasilitas lain antara lain ruang ganti pakaian, kamar mandi, loker penitipan barang, tempat sewa pakaian renang, sampai dengan restoran.
Datang ke Pur'in dengan membawa tikar dan bekal rasanya sangat pas. Karena lokasi tamannya yang luas dan banyak pohon rindang menjadikan Pur'in sebagai lokasi wisata keluarga. Di bagian selatan kolam renang, terdapat kebun binatang kecil yang memelihara beberapa hewan seperti monyet, burung hantu, burung merak dll.
PA’I ada anjungan, Pur’in pun ada juga. Bahkan pada musim liburan, ada juga yang menyewakan perahu ketika kita berada di Pantai. Jadi di sini kita tidak akan merasa bosan.

Oh iya, ada juga beberapa orang yang menyebut Pur’in sebagai Pantai Sosro, karena memang salah satu sponsor dari Pur’in.

Read More

0 komentar:


Kampung Seni PAI ini berlokasi di pesisir obyek wisataPantai Alam Indah (PAI) di Kota Tegal. Tempat yang sangat cocok jika ingin mempelajari dan mengenal budaya Tegal.
Berlokasi di pesisir pantai membuat suasana menjadi sejuk dengan hembusan angin yang cukup kencang ditambah dengan rimbunnya pepohonan yang mengintari tempat ini. Dengan berdindingkan bambu dan beratapkan rumbia dan seng membuat suasana tempat ini menjadi nyaman untuk disinggahi.
Tidak hanya galeri lukisan saja yang bisa kita lihat, namun di sana juga ada beberapa alat music yang biasa digunakan untuk latihan seniman Tegal, kliping-kliping, buku, novel, dan dokumentasi mengenai kebudayaan Tegal, dan benda seni lainnya.
Tempat yang didirikan sekitar tahun 2009 ini hingga sekarang masih terus aktif digunakan sebagai tempat berkumpulnya pentolan seniman Tegalan, seminar, bincang kebudayaan, launching buku, sanggar latihan tari tradisional, perlombaan, dan masih banyak lagi aktifitas positif lainnya. Dan yang lebih membanggakan lagi, aktifis yang aktif bergerak tidak hanya orang tua, namun juga generasi muda yang peduli akan budaya Tegal.
Tempat ini terbuka bagi siapa saja dan tentunya tidak dipungut bayaran alias gratis. Namun disarankan jika ingin datang ke tempat ini datanglah agak siang sekitar pukul 10:00 ke atas agar kita bisa bertanya-tanya langsung dengan pengelolanya.
Sebagai informasi, saat ini Pembina Kampung Seni PAI dipegang oleh Pak Nurngudiono, seorang guru yang mendirikan grup  KMSWT (Kelompok Musik Sastra Warung Tegal) pada tahun 1996 yang masih aktif hingga sekarang.

Baca juga http://kampungsenitegal.blogspot.com/

Kampung Seni Tegal

at 17.21  |  No comments


Kampung Seni PAI ini berlokasi di pesisir obyek wisataPantai Alam Indah (PAI) di Kota Tegal. Tempat yang sangat cocok jika ingin mempelajari dan mengenal budaya Tegal.
Berlokasi di pesisir pantai membuat suasana menjadi sejuk dengan hembusan angin yang cukup kencang ditambah dengan rimbunnya pepohonan yang mengintari tempat ini. Dengan berdindingkan bambu dan beratapkan rumbia dan seng membuat suasana tempat ini menjadi nyaman untuk disinggahi.
Tidak hanya galeri lukisan saja yang bisa kita lihat, namun di sana juga ada beberapa alat music yang biasa digunakan untuk latihan seniman Tegal, kliping-kliping, buku, novel, dan dokumentasi mengenai kebudayaan Tegal, dan benda seni lainnya.
Tempat yang didirikan sekitar tahun 2009 ini hingga sekarang masih terus aktif digunakan sebagai tempat berkumpulnya pentolan seniman Tegalan, seminar, bincang kebudayaan, launching buku, sanggar latihan tari tradisional, perlombaan, dan masih banyak lagi aktifitas positif lainnya. Dan yang lebih membanggakan lagi, aktifis yang aktif bergerak tidak hanya orang tua, namun juga generasi muda yang peduli akan budaya Tegal.
Tempat ini terbuka bagi siapa saja dan tentunya tidak dipungut bayaran alias gratis. Namun disarankan jika ingin datang ke tempat ini datanglah agak siang sekitar pukul 10:00 ke atas agar kita bisa bertanya-tanya langsung dengan pengelolanya.
Sebagai informasi, saat ini Pembina Kampung Seni PAI dipegang oleh Pak Nurngudiono, seorang guru yang mendirikan grup  KMSWT (Kelompok Musik Sastra Warung Tegal) pada tahun 1996 yang masih aktif hingga sekarang.

Baca juga http://kampungsenitegal.blogspot.com/

Read More

0 komentar:

    Popular Posts

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Copyright © 2014 Tegal Moncer. Design by Bloggerthemes
Powered by Blogger.